Ipotnews - Harga emas melemah, Senin, karena peralihan menuju uang tunai kas untuk menutupi kerugian dalam ekuitas membayangi langkah stimulus bank sentral global guna menahan dampak ekonomi dari epidemi virus korona.
Harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD1.614,46 per ounce pada pukul 10.46 WIB setelah penyusutan 0,7% pada sesi Jumat, demikian laporan Reuters , di Bengaluru, Senin (30/3). Sementara, emas berjangka Amerika Serikat melorot 0,4% menjadi USD1.646,60 per ounce.
"Semakin buruk situasinya semakin kuat hubungan antara saham dan emas karena jika kita melihat penurunan ekonomi lebih lanjut yang akan menyeret emas ke bawah bersama pasar saham," kata Michael McCarthy, Kepala Strategi CMC Markets.
Saham Asia merosot dan harga minyak jatuh lagi karena kekhawatiran meningkatnya lockdown global untuk menahan penyebaram virus tersebut bisa berlangsung selama berbulan-bulan.
Pandemi itu mendorong ekonomi global ke jurang resesi dan banyak negara harus meresponsnya dengan anggaran pengeluaran yang "sangat besar" untuk menghindari gelombang kebangkrutan dan gagal bayar utang emerging market , kepala IMF memperingatkan, Jumat.
Jumat, DPR Amerika menyetujui paket bantuan senilai USD2,2 triliun--terbesar dalam sejarah--untuk membantu mengatasi kejatuhan ekonomi yang disebabkan oleh virus korona.
Akhir pekan lalu membawa lebih banyak berita buruk tentang virus, dengan jumlah kematian global mencapai hampir 34.000. Amerika Serikat muncul sebagai episentrum terbaru, dengan lebih dari 137.000 kasus dan 2.400 kematian.
Presiden Bank Sentral Eropa mendesak para pemimpin Uni Eropa yang berselisih agar bertindak lebih tegas untuk melindungi ekonomi yang terpukul pandemi tersebut, kata tiga narasumber.
Membebani emas adalah terhentinya depresiasi dolar yang datang dengan mood penghindaran risiko ( risk aversion ) lebih luas, setelah greenback melesat di tengah perburuan uang tunai dan kemudian mereda setelah bank sentral meluncurkan langkah likuiditas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Paket stimulus fiskal Amerika merupakan katalis positif bagi dolar. Ada korelasi negatif antara indeks dolar dan harga emas," kata analis IG Markets, Kyle Rodda.
Kepemilikan ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik 1,2% menjadi 964,66 ton pada sesi Jumat.
"Saya tidak akan mengatakan status emas sebagai safe-haven sudah berakhir, tetapi jika banyak hal terus memburuk secara ekonomi, itu bisa menjadi sumber pendanaan dan ini akan mengimbangi status safe haven -nya," kata McCarthy.
Logam lainnya, palladium turun 0,7% menjadi USD2.253,84 per ounce, platinum tergelincir 3,3% menjadi USD717,07 per ounce, sedangkan perak merosot 3,9% menjadi USD13,91 per ounce. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM