Jelang Libur Panjang, Rupiah Merekah ke Rp14.625
Tuesday, October 27, 2020       17:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.625 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (27/10) sore. Posisi tersebut menguat 0,17 dibandingkan perdagangan Senin (26/10) sore di level Rp14.650 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.690 per dolar AS atau menguat dari Rp14.697 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,08 persen, dolar Singapura menguat 0,10 persen, dolar Taiwan menguat 0,20 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,20 persen.
Kemudian, peso Filipina menguat 0,02 persen, rupee India menguat 0,18 persen dan bath Thailand menguat 0,11 persen. Hanya yuan China dan ringgit Malaysia yang masih melemah masing-masing 0,03 persen dan 0,08 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,02 persen dan dolar Kanada menguat 0,19 persen. Sebaliknya dolar Australia melemah 0,10 persen dan franc Swiss melemah 0,01 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan dolar hari ini disebabkan kekhawatiran investor atas potensi dampak ekonomi dari kasus covid-19 yang terus meningkat. Di Amerika Serikat, Rusia, dan Prancis, jumlah kasus covid-19 harian mencetak rekor.
Temuan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan langkah-langkah pembatasan ketat di beberapa negara Eropa dan negara bagian Amerika Serikat. Sentimen negatif lainnya berasal dari pembicaraan mengenai langkah-langkah stimulus terbaru untuk penanganan pandemi di AS yang melambat.
"Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan pembicaraan telah melambat kendati Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi tetap optimis bahwa konsensus dengan Senat Partai Republik dapat dicapai sebelum pemilihan presiden," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis yang diterima   CNNI ndonesia.com. 
Sementara dari dalam negeri, penguatan rupiah ditopang oleh peran Bank Indonesia (BI) untuk menyokong pembiayaan defisit yang meningkat drastis. Saat ini, menurut Ibrahim, BI terus membantu dan mengendalikan gejolak mata uang rupiah akibat pandemi covid-19 yang belum teratasi.
Dengan strategi bauran ekonomi, bank sentral cukup mampu mengendalikan gejolak pertumbuhan dan stagnasi ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi kembali membaik walaupun belum seperti yang diharapkan.
"Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemangku abdi negara agar bisa berpikir secara logis dan mencari solusi agar masalah pandemi covid-19 bisa terselesaikan," imbuhnya.
"Dalam perdagangan besok pagi mata uang garuda kemungkinan akan dibuka menguat 40 poin namun ditutup menguat tipis antara 5-30 poin di level Rp14.600-14.630 per dolar AS," tandasnya.

Sumber : CNNINDONESIA.COM

powered by: IPOTNEWS.COM