Jual Emas Antam Sekarang Masih Rugi, Mending Tahan Dulu
Tuesday, September 27, 2022       09:39 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk alias (Antam) pada Selasa (27/9/2022) di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung turun Rp 2.000 per gram menjadi Rp 930.000 per gram. Sementara harga  buyback  (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) pun turun Rp 2.000 per gram menjadi Rp 794.000/gram. Ini adalah posisi terendah sejak 1,5 tahun lalu.
"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi  buyback  silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.
Harga emas Antam turun sejalan dengan emas acuan dunia yang jatuhke posisi terendah dalam 2,5 tahun pada perdagangan kemarin. Emas di pasar spot tercatat US$ 1.641,6 per troy ons, turun 0,1%.
Harga emas telah jatuh lebih dari US$ 400, atau lebih dari 20%, sejak naik di atas level US$ 2.000 per troy ons pada Maret karena bank sentral utama menaikkan suku bunga tajam untuk menjinakkan inflasi yang melonjak.
Kebijakan moneter yang ketat mendorong dolar AS untuk melaju. Pada Rabu lalu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 3-3,25%, serta menegaskan sikap agresifnya.
The Fed tampaknya akan tetap agresif, terungkap dalam proyeksi dan arah suku bunga ke depan yang dirilis oleh Komite Pengambil Kebijakan ( FOMC ). Dalam proyeksinya, FFR bisa sampai 4,4% akhir tahun ini.
Suku bunga AS yang lebih tinggi menghilangkan daya tarik emas sebagai aset yang tanpa imbal hasil.
"Serangkaian kenaikan suku bunga minggu lalu oleh bank sentral telah menempatkan emas di bawah tekanan jangka pendek yang berat dan tanpa prospek bank mengubah arah dalam beberapa bulan mendatang, prospek jangka menengah juga terlihat suram untuk logam mulia," tulis Rupert Rowling, analisKinesis Money dalam sebuah catatan.
(ras/vap)

Sumber : www.cnbcindonesia.com

powered by: IPOTNEWS.COM