Kadin Mengaku Pandemi Covid-19 Akibatkan 3,4 Juta Pelaku Usaha Bangkrut
Thursday, April 22, 2021       16:39 WIB

Ipotnews - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengakui pandemi Covid-19 membuat dunia usaha mengalami persoalan. Dari total sektor usaha (termasuk sektor UMKM ) yang jumlahnya mencapai 64,19 juta terdapat 5,4 persen atau sekitar 3,4 juta pelaku usaha mengalami kebangkrutan. Mayoritas pelaku usaha mengalami penurunan omzet akibat pandemi Covid-19 lantaran pasar lesu.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Eddy Ganefo, menambahkan hasil survei yang dilakukan oleh Kadin Indonesia dalam setahun terakhir men total pelaku usaha besar hingga kecil terjadi penurunan omzet hingga 75 persen dengan jumlah mencapai 34,5 persen. Kemudian pelaku usaha yang omzetnya turun hingga 50 persen jumlahnya mencapai 25,8 persen.
"Lalu untuk pelaku usaha yang omzetnya turun sampai 25 persen jumlahnya itu 16 persen. Untuk UMKM yang justru naik omzetnya itu ada sekitar 4,4 persen," kata Eddy Ganefo dalam diskusi publik virtual, Kamis (22/4).
Eddy menambahkan ada tantangan yang luar biasa akibat pandemi, Kadin masih melihat potensi yang besar sektor usaha khususnya UMKM untuk bisa ekspor. Di tengah pembatasan aktivitas sosial, saat ini pemasaran secara online menjadi primadona. Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi pelaku usaha meningkatkan market salesnya.
"Dr apa yang udah kami lakukan ternyata UMKM bisa ekspor dengan jumlah tidak harus jumlah besar caranya dengan menggandeng marketplace yang kita letakkan di luar negeri. Mereka B to C atau C to C, kita harap dari sana ada sumber pembeli dari luar negeri sehingga volume (penjualan) diharapkan naik," pungkas dia.
Sementara itu Ketua Akumindo (Asosiasi UMKM Indonesia), M. Ikhsan Ingratubun, menjelaskan bahwa potensi meningkatkan ekspor nasional masih sangat besar. Hanya saja kendala utama dari dunia usaha termasuk UMKM adalah keterbatasan infrastruktur seperti pergudangan di berbagai negara tujuan ekspor. Menurutnya gudang yang dibangun oleh pemerintah atau swasta di beberapa negara tujuan ekspor masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan keterbatasan kemampuan ekspor produk Indonesia keluar negari.
"Kenapa malah gudang di Indonesia yang diperbesar diperbanyak ini justru bisa menciptakan peluang impor besar-besaram. Kita tidak punya infrastruktur memadai berupa gudang dingin atau kering di luar sana. Ini PR pemerintah dan swasta untuk selesaikan masalah ekspor." ulas Ikhsan.
Dia menambahkan kunci utama untuk mendorong kebangkitan dunia usaha di tengah pandemi adalah kepastian regulasi dari pemerintah. Selain itu pemerintah juga perlu menggelontorkan insentif baik berupa keringanan pajak atau lainnya agar geliat usaha kembali bangkit.
"Jadi penting bagi pemerintah untuk memastikan jaminan berusaha itu yang penting bagi pelaku usaha," pungkas dia.(Marjudin)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM