Kenaikan Yield Obligasi AS Tekan Rupiah ke Rp14.147
Friday, October 22, 2021       09:19 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.147 per dolar AS pada Jumat (22/10) pagi. Posisi ini melemah 25 poin atau 0,18 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.122 per dolar AS.
Sementara, mata uang di Asia bergerak bervariasi. Tercatat, baht Thailand menguat 0,07 persen, yen Jepang melemah 0,14 persen, ringgit Malaysia menguat 0,02 persen, dan yuan China melemah 0,01 persen.
Lalu, peso Filipina melemah 0,05 persen, dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, won Korea Selatan melemah 0,08 persen, dan dolar Singapura menguat 0,12 persen.
Sementara, mayoritas uang utama negara maju menguat di hadapan dolar AS. Dolar Kanada menguat 0,16 persen, euro Eropa menguat 0,07 persen, dolar Australia menguat 0,27 persen, poundsterling Inggris menguat 0,1 persen, dan Franc Swiss menguat 0,02 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah bergerak melemah hari ini. Tingkat imbal hasil (yield) obligasi AS yang terus merangkak masih memberikan sentimen negatif untuk rupiah.
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa melemah lagi hari ini terhadap dollar AS seiring dengan kenaikan yield obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun yang menembus kisaran 1,7 persen," ungkap Ariston kepada CNNI ndonesia.com.
Kenaikan yield obligasi AS, sambung Ariston, sejalan dengan realisasi data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang hasilnya di bawah ekspektasi. Hal ini menunjukkan jumlah warga yang menganggur mulai berkurang.
"Dan hasil ini akan mendukung kebijakan pengetatan bank sentral AS," terang Ariston.
Untuk itu, ia memproyeksi rupiah akan kembali berada di zona merah. Menurut Ariston, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp14.100 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS.

Sumber : CNNINDONESIA.COM

powered by: IPOTNEWS.COM