Kinerja SIDO Lampaui Ekspektasi, Rating Buy Disematkan
Thursday, February 21, 2019       17:31 WIB

Ipotnews - Laba bersih PT Sido Muncul Tbk () pada setahun penuh 2018 (FY18) naik 24 persen (YoY), berhasil melampaui ekspektasi pasar. Pencapaian laba ini antara lain didukung pertumbuhan penjualan herbal berkelanjutan secara geografis.
Di sisi lain, geliat skala perekonomian akan mendorong kenaikan marjin . Tim Analis PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan Buy saham dengan target price (TP) Rp970. Target price ini tercatat tidak mengalami perubahan dari valuasi sebelumnya.
Efisiensi Produksi
Net profit pada FY18 mencapai Rp664 miliar (naik 24 persen YoY). Kinerja yang melampaui perkiraan pasar ini didorong oleh efisiensi harga pokok penjualan yang turun 5 persen (YoY) karena biaya overhead turun signifikan sebesar Rp37 miliar atau turun 17 persen (YoY).
Penurunan overhead cost ini antara lain karena faktor penghentian pembayaran royalti sebesar Rp35 miliar dan biaya bahan baku yang turun 5 persen (YoY). Pada gilirannya akibat faktor tersebut telah mendorong kenaikan marjin laba kotor, marjin operasional dan marjin laba bersih masing-masing 52 persen, 29 persen dan 24 persen. Bandingkan dengan di periode FY17 yang mana marjin tersebut masing-masing 45 persen, 24 persen dan 21 persen.
Sedangkan secara triwulan, laba bersih di periode 4Q18 adalah Rp184 miliar. Terjadi penurunan laba di 4Q18 sebesar -2 persen (QoQ) dan naik 20 persen (YoY) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pelemahan kinerja triwulanan ini akibat biaya belanja iklan yang naik secara periodik.
Pos belanja iklan periodik ini pada akhirnya mendorong kenaikan beban operasioanl hingga sebesar 58 persen (QoQ) serta 27 persen (YoY) yang berarti mengindikasikan upaya marketing yang terus menerus untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Segmen Herbal
Penjualan di FY18 mencapai Rp2,7 triliun naik tipis 7 persen (YoY) seiring pertumbuhan penjualan segmen obat herbal melambat, hanya naik 9 persen (YoY) menjadi Rp1,8 triliun versus growth secara gabungan dalam rentang 5 tahun ( CAGR ) sebesar 12 persen.
Sedangkan penjualan non herbal sebesar Rp902 miliar atau naik 4 persen (YoY). Produk Kukubima dari segmen food and beverage mencetak penjualan Rp820 miliar atau naik 3 persen (YoY) dibandingkan dengan pada FY17 yang turun -18 persen. Sedangkan pertumbuhan penjualan segmen farmasi berlanjut sebesar 13 persen (YoY).
Penjualan herbal yang melambat sebagian terkait perbedaan harga yang mana harga Tolak Angin relatif lebih mahal dibanding Antangin. Masalah lain terletak pada kurangnya kehadiran produk di pasar modern yang menghambat pertumbuhan. Penjualan herbal ke depan akan naik sebagai refleksi inisiatif melakukan penetrasi ke pasar modern dan kontribusi ekspor yang lebih tinggi agar produknya lebih sesuai dengan pasar mengingat harganya yang premium dibanding pesaing.
Pabrik Baru
Dimulainnya operasional pabrik baru akan meningkatkan kapasitas produksi herbal menjadi 200 juta per bulan atau naik 250 persen guna memenuhi permintaan dari pasar modern. Pabrik baru tersebut berkapasitas 120 juta sachet per bulan.
Hal ini juga akan memperkuat skalanya yang mana adalah bukti pada penguatan herbalnya serta marjin laba kotor masing-masing 62 persen dan 51 persen seiring lonjakan efisiensi pada pabrik barunya.
Marjin laba kotor akan mencapai kisaran 51 persen -52 persen pada 2019 hingga 2021, karena ini adalah normal level baru marjin laba kotor seiring penguatan skala ekonomi dan tidak adanya biaya royalti (1% dari penjualan).
Valuasi
Indo Premier Sekuritas melanjutkan saham sebagai like. Posisi tanpa beban utang dan beban dolar AS pada struktur cost-nya. Terlebih ekspansi penjualan secara geografis ditambah dengan kenaikan skala promosi oleh pabrik barunya akan menjadi pengungkit kenaikan marjin dan laba.
Analis Indo Premier, Willy Goutama menegaskan target price (TP) saham yang tidak berubah sebesar Rp940 per saham menyiratkan rasio P/E pada 2019 sebesar 17,6 kali dengan rekomendasi Buy. Sementara P/E inti (hanya herbal) sebesar 29 kali yang relatif sesuai dengan pelaku industri FMCG small cap (rata-rata 30,3 kali).
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2017A

2018A

2019F

2020F

2021F

Revenue (RpBn)

2,574

2,763

3,002

3,287

3,608

EBITDA (RpBn)

686

808

966

1,088

1,242

EBITDA Growth (%)

12

17.7

19.7

12.6

14.1

Net Profit (RpBn)

534

664

694

776

881

EPS (Rp)

36

45

47

52

59

EPS Growth (%)

10.5

24.2

4.6

11.7

13.6

Net Gearing (%)

-31.2

-27.8

-17.7

-28.7

-37.6

PER (x)

23.7

19.1

18.2

16.3

14.4

PBV (x)

4.3

4.3

4.2

3.3

2.7

Dividend Yield (%)

3.1

0

0

0

0

EV/EBITDA (x)

19.6

15.3

13.5

12.5

11.5

 source: , Indo Premier ; share price closing as of 19 Feb 2019  


Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM