Ipotnews - Nilai tukar yen menguat ke posisi tertinggi dalam 5 bulan terakhir terhadap dolar AS pada aktivitas perdagangan valas akhir pekan ini. Penguatan ini terjadi di tengah meningkatnya tensi antara AS vs Iran.
Sementara itu dolar AS tumbang di posisi terendah dalam 2 pekan terhadap basket currency (6 mata uang utama global) seiring spekulasi bahwa the Fed akan mulai memangkas suku bunga.
Kurs euro mencapai puncak dalam 2,5 pekan terakhir melawan USD. Hal ini terjadi setelah indeks aktivitas bisnisdi Jerman dan Perancis menguat lebih dari perkiraan para analis.
Iran menembak jatuh drone militer AS. Tindakan ini memicu kekhawatiran konflik militer antara kedua negara setelah sebelumnya terjadi serangan terhadap kapal tanker minyak di wilayah Teluk Oman.
Gelombang awal aksi beli yen sebagai safe haven pudar setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan menunda serangan rudal terhadap Iran. AS lebih memilih dialog dengan Iran terutama mengenai program nuklirnya.
"Iran sendiri menolak tawaran tersebut untuk saat ini, jadi tensi tetap meninggi namun risiko konflik tampaknya telah mereda," kata Boris, Schlossberg, Analis valas pada BK Asset Management yang berbasis di New York.
Di pasar Asia, yen ke posisi 107,045, posisi tertinggi sejak 3 Januari tahun ini.
Dolar AS sempat berbalik menguat dari posisi koreksi turun dalam 2 sesi sebelumnya. Ini terjadi setelah the Fed pada hari Rabu mengisyaratkan siap menurunkan suku bunga tahun ini.
Fokus pasar selanjutnya bergeser apakah AS dan China dapat menyelesaika konflik dagang mereka di forum KTT G20 yang berlangsung di Jepang pada pekan depan. Trump dan Xi Jinping dijadwalkan bertemu pada KTT G20. Namun para analis menilai peluang terobosan luar biasa antara keduanya relatif rendah.
USD melemah 0,67 persen ke posisi $1,1367 terhadap euro setelah menyentuh nilai terendah pada posisi $1,1334 sejak 12 Juni. Sedangan dolar AS terhadap basket currency turun 0,43 persen ke level $96,21.
(reuters/cnbc/mk)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM