Konsumsi Per Kapita Masih Rendah, Saham ROTI Prospektif
Thursday, April 07, 2016       14:03 WIB

Ipotnews - Nippon Indosari () adalah produsen roti dengan pangsa pasar 11 persen dengan mengoperasikan 10 pabrik di Jawa, Sumatera dan Sulawesi berkapasitas 4,2 juta potong per hari.
Industri roti di Indonesia terdiri atas produsen home/small (68% dari pasar), mass producer (20% dari pasar). Nippon Indosari mendominasi 90% dari pangsa pasar serta boutique bakery (12%).
Sifat industri roti yang sangat terfragmentasi diyakini menawarkan peluang pertumbuhan yang kuat bagi perseroan karena tingkat pendapatan akan berlanjut naik, demikian seperti disebut Riset Analis Analis PT Indo Premier Securities sandra Thio, Kamis (7/4).
Konsumsi Per Kapita
Berdasarkan data euromonitor, pertumbuhan pasar industri roti Indonesia 13,3 persen rata-rata gabungan selama 2010-2015 dengan konsumsi 2,3 kg per kapita. Konsumsi tersebut di bawah rata-rata Asean. Thailand (2,4 kg), Malaysia (7,6kg) dan Singapura (9,7kg).
Hal ini akan menawarkan peluang pertumbuhan yang kuat seiring orang Indonesia lebih mobile dan butuh pangan yang nyaman untuk dinikmati seperti roti. Sebagai bukti konsumsi roti per kapita di Indonesia cenderung naik sebesar 6,23 persen rata-rata gabungan dalam rentang 2010-2015. Sedangkan konsumsi beras pada periode yang sama cenderung datar.
Pertumbuhan Superior
Laba diperkirakan tumbuh 23 persen rata-rata dalam rentang 2015-2018 meskipun pertumbuhan pendapatan berlangsung secara moderat sebesar 20% versus rata-rata pada 2015-2018 sebesar 29 persen.
Prospek pertumbuhan yang kuat juga akan ditopang oleh ekspansi gencar, peningkatan promosi dan jangkauan distribusi lebih luas ditambah perubahan gaya hidup pada makanan yang dipanggang di Indonesia.
Diperkirakan marjin kotor akan tetap 53 persen karena harga gandum yang rendah serta peningkatan penjualan kembali sejalan dengan rencana mengubah bauran distribusi ke chane general trade dari 25 persen jadi 40 persen pada 2020.
Hubungan yang kuat dengan Indofood Group (dominan dalam bisnis tepung terigu di Indonesia) juga akan menopang prospek pertumbuhan perseroan.
Rekomendasi
Indo Premier merekomendasikan buy saham dengan target price (TP) Rp1.650/saham. Target price tersebut mencerminkan target P/E 22 kali dan EV/EBITDA 11 kali yang jauh di bawah valuasi perusahaan serupa di Indonesia.
Prospek saham dinilai bullish mengingat konsistensi hasil pertumbuhan laba yang kuat dalam 5 tahun terakhir (22% CAGR ). Namun begitu terdapat risiko seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi dan harga tepung gandum.

Year To 31 Dec

2014A

2015A

2016F

2017F

2018F

Revenue (RpBn)

1,880

2,175

2,582

3,093

3,741

EBITDA RpBn)

356

523

633

753

921

EBITDA Growth (%)

30.7

47.0

21.1

19.0

22.3

Net Profit (RpBn)

193

271

338

387

499

EPS (Rp)

38

54

67

76

98

EPS Growth (%)

21.1

40.8

24.7

14.4

28.8

Net Gearing (%)

18.4

(43.4)

5.0

9.8

3.0

PER (x)

33.3

23.7

19.0

16.6

12.9

PBV (x)

6.7

5.4

4.3

3.5

2.8

Dividend Yield (%)

0.2

0.4

0.4

0.5

0.6

EV/EBITDA (x)

17.6

13.3

10.0

8.3

6.9

 Source: , IndoPremier, Share Price Closing as of : April 1, 2016 

Sumber : ADMIN

powered by: IPOTNEWS.COM