Korban Virus Meningkat di China, Emas Melesat ke Level Tertinggi Satu Pekan
Friday, February 14, 2020       03:46 WIB

Ipotnews - Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari satu pekan, Kamis, setelah peningkatan tajam dalam jumlah kasus virus korona di China memperbaharui ketakutan atas dampak ekonomi global dan mendorong investor untuk mencari aset berisiko rendah.
China melaporkan peningkatan kematian dan ribuan infeksi lainnya menggunakan definisi yang lebih luas, Kamis, sementara Jepang menjadi lokasi ketiga di luar daratan China yang melaporkan kematian.
Harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi USD1.576,32 per ounce pada pukul 01.44 WIB, setelah menyentuh level tertinggi sejak 4 Februari di awal sesi, yakni USD1.577,81 per ounce, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Kamis (13/2) atau Jumat (14/2) dini hari WIB. Emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,5% menjadi USD1.578,80 per ounce.
"Emas akan terus naik sampai pasar yakin sejauh mana virus tersebut telah merusak," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures. "Kita mendapatkan berita yang saling bertentangan tadi malam tentang epidemi tersebut. Kita tidak yakin bagaimana China menangani situasi ini."
Pasar saham global menjauh dari rekor tertinggi karena lonjakan kasus baru virus korona di China membebani sentimen.
Emas sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.
"Bahkan sebelum  coronavirus  tersebut, emas sudah didukung pelonggaran kebijakan bank sentral global dan mereka tidak akan segera mengubah haluan," kata Haberkorn, menambahkan bahwa jika virus korona itu bisa ditangani, emas akan turun maksimal USD20 hingga USD30.
Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, menegaskan kembali kepercayaannya pada prospek ekonomi Amerika, meski ada beberapa hambatan "segera" dari situasi virus korona.
Palladium melesat 1,2% menjadi USD2.434,56 per ounce, setelah mencapai level tertinggi satu minggu di awal sesi.
Meningkatnya permintaan dari produsen mobil mendorong pasar palladium ke defisit terbesar selama lima tahun pada 2019, dan defisit itu diperkirakan juga melonjak pada tahun ini, kata Johnson Matthey.
Perak melejit 1,1% menjadi USD17,65 per ounce, sementara platinum naik 0,9% menjadi USD969,37 per ounce. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM