Krisis Politik Italia Makin Panas, Euro Terjebak di Level Terendah 10 Bulan
Wednesday, May 30, 2018       15:21 WIB

Ipotnews - Euro memantul lebih tinggi, Rabu, tetapi masih terjebak di dekat posisi terendah 10-bulan terhadap dolar karena kekhawatiran tentang krisis politik yang mendalam di Italia terus menghalangi peluang untuk  rebound .
Kegagalan untuk membentuk pemerintahan baru di ekonomi terbesar ketiga zona euro itu meningkatkan kemungkinan pemilu awal yang dikhawatirkan pelaku pasar khawatir akan menjadi referendum  de facto  pada mata uang tunggal tersebut dan peran Italia di Uni Eropa, demikian laporan  Reuters , di London, Rabu (30/5).
Sejumlah sumber yang dekat dengan beberapa partai utama Italia mengatakan saat ini ada kemungkinan Presiden Sergio Mattarella akan membubarkan parlemen dalam beberapa hari mendatang dan mengirim Italia kembali ke pemilu pada awal 29 Juli.
Setelah pergerakan Selasa, ketika aksi jual besar-besaran di pasar surat utang Italia beriak ke pasar mata uang, valuta asing mengawali sesi perdagangan Eropa relatif lebih tenang, dengan dolar sedikit mundur dari level tertinggi 2018.
Imbal hasil surat utang Italia ditutup di bawah level tertinggi multi-bulan setelah gejolak pasar Selasa.
Euro, yang jatuh ke tingkat terendah 10-bulan pada posisi USD1,1510, Selasa, karena kekhawatiran soal Italia ditambahkan ke sentimen  bearish  seputar mata uang tunggal itu, reli 0,3 persen menjadi USD1,1573 pada perdagangan Rabu.
Euro sudah jatuh lebih dari empat persen sepanjang bulan ini dan sebagian besar analis tetap berhati-hati mengenai prospeknya.
"Risiko terhadap euro didominasi politik dalam jangka pendek," ungkap Alvin Tan, analis Societe Generale, sambil menambahkan bank Prancis itu yakin euro terjebak di kisaran USD1,15 atau USD1,16 sampai krisis politik Italia teratasi.
Euro anjlok satu persen terhadap aset  safe-haven , franc Swiss, pada perdagangan Selasa, penurunan harian terbesar sejak September, tetapi pulih setengah persen menjadi 1,1493 franc karena ketenangan kembali menghampiri pasar.
Terhadap yen, euro naik menjadi 126,03 yen setelah mencapai posisi terendah sebelas bulan, yakni 124,62 yen tadi malam, dari sekitar 131 yen, lebih kecil ketimbang seminggu lalu.
"'Jangan coba menangkap pisau jatuh' adalah ungkapan yang banyak saya dengar hari ini," tutur Bart Wakabayashi, manajer cabang Tokyo di State Street Bank. "Untuk saat ini, kita hanya perlu melihat bagaimana perkembangannya."
Indeks dolar, ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, tergelincir 0,2 persen menjadi 94,631, tetapi menguat terhadap yen. Dolar mencapai level terendah lima pekan, yakni 108,115 yen, pada hari sebelumnya karena suasana  risk averse  mendorong mata uang Jepang itu.
Investor juga mewaspadai peningkatan friksi perdagangan antara Amerika Serikat dan China setelah Gedung Putih mengatakan pihaknya masih memegang ancaman memberlakukan tarif impor sebesar USD50 miliar dari China.
Washington mengatakan akan menggunakannya kecuali Beijing mengatasi masalah pencurian kekayaan intelektual Amerika.
Imbal hasil obligasi Amerika jatuh selama beberapa hari terakhir, merusak daya tarik imbal hasil dolar dan alasan utama untuk perputaran cepat mata uang tersebut dalam sebulan terakhir. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM