Kuartal I/2019 Tumbuh 45 Persen, SMMT Optimis Dongkrak Kinerja Hingga 30 Persen Tahun Ini
Thursday, May 23, 2019       19:22 WIB

Ipotnews - Emiten batubara PT Golden Eagle Energy Tbk () tahun ini optimis bisa mencapai pertumbuhan volume produksi dan penjualan hingga 30%. Apalagi permintaan baik dari dalam maupun luar negeri masih tinggi.
Hal itu diakui oleh Chrismasari Dewi Sudono, Corporate Secretary , yang menyatakan bahwa, target pendapatan dan laba bersih juga akan berjalan seiring dengan rencana pertumbuhan tersebut.
"Pencapaian top line dan bottom line masih sangat tergantung dari fluktuasi harga batu bara," jelas Chrismasari seperti dikutip bisnis.com, di Jakarta, Kamis (23/5).
saat ini memiliki dua aset tambang batu bara utama yang telah beroperasi, yakni PT Internasional Prima Coal di Kalimantan dan PT Triaryani di Sumatra Selatan.
Pada 2018, volume penjualan batu bara dari Internasional Prima Coal mencapai 922.000 ton atau tumbuh 8% secara tahunan. Sementara, Triaryani merealisasikan volume penjualan 480.000 ton atau tumbuh 240% secara tahunan.
Dengan demikian total penjualan tahun lalu mencapai 1.402 ton. Sedangkan, total volume produksi yang dihasilkan 1,5 juta ton atau tumbuh 45% secara tahunan pada 2018.
Selain itu perseroan saat ini juga telah memiliki sarana infrastruktur dan logistik yang cukup untuk menunjang produksi. Termasuk target belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sekitar Rp50 miliar dan akan digunakan untuk mengoptimalkan sarana infrastruktur serta logistik yang sudah ada.
Sedangkan menurut Direktur Utama , Roza permana Putra, perseroan terus melihat potensi penambahan cadangan batu bara baik secara organik maupun anorganik. Perseroan juga tengah melakukan kajian terhadap sejumlah tambang untuk diakuisisi.
Tambang baru yang dibidik itu berdekatan dengan dua lokasi operasi perseroan saat ini. Namun, pihaknya belum memutuskan untuk mencaplok berapa tambang tahun ini. "[Sedang dikaji] saat ini mungkin ada di Sumatra 1 dan di Kalimatan sedang mengkaji 2 tambang," papar Roza sambil menekankan proyeksi untuk jenis batu bara yang diproduksi perseroan masih memiliki permintaan yang tinggi baik dari dalam maupun luar negeri terutama pasar-pasar baru di Asia Tenggara. Pihaknya menilai banyak pembangkit listrik baru menggunakan batu bara kalori 4.000 kcal/kg--4.200 kcal/kg.
"Sampai hari ini kami cukup optimistis dengan perkembangan market batu bara kami," imbuhnya.
Untuk itu perseroan terus meningkatkan produksi pada 2019, khususnya dari tambang di Sumatra Selatan. Pada Januari 2019--Maret 2019, produksi batu bara perseroan mencapai 446.000 ton.
"[Produksi] naik 45% dari kuartal I tahun lalu. Diharapkan peningkatan produksi terus berlanjut," papar Roza. (winardi)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Thursday, Apr 25, 2024 - 17:42 WIB
Indonesia Market Summary (25/04/2024)
Thursday, Apr 25, 2024 - 17:33 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham FOLK, Beli dan Jual
Thursday, Apr 25, 2024 - 17:27 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRIS
Thursday, Apr 25, 2024 - 17:22 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan WTON
Thursday, Apr 25, 2024 - 17:19 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of NIKL
Thursday, Apr 25, 2024 - 17:18 WIB
Gelar RUPST, Sawit Sumbermas (SSMS) Angkat Dirut Baru
Thursday, Apr 25, 2024 - 16:58 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham BJBR, Beli
Thursday, Apr 25, 2024 - 16:31 WIB
Bursa Sore: Mayoritas Saham Asia Tergerus, Sektor Transportasi Paling Menekan IHSG
Thursday, Apr 25, 2024 - 16:27 WIB
Penjualan DRMA Q1 2024 Turun 6,9% Menjadi Rp1,34 Triliun
Thursday, Apr 25, 2024 - 16:27 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RALS