JAKARTA, investor.id - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk () atau Mitratel mengakuisisi sebanyak 54 menara telekomunikasi milik PT XL Axiata Tbk () dan menyewakannya kembali sebanyak 53 menara kepada operator telekomunikasi tersebut.
Aksi pengambilalihan ini ditandai dengan ditandatanganinya dokumen pengalihan terkait jual beli dan penyewaan kembali menara antara Mitratel dan XL pada 25 September 2023. Direktur Investasi sekaligus Sekretaris Perusahaan Mitratel Hendra Purnama menyebut nilai transaksi pembelian 54 menara dan penyewaan kembali 53 menara itu sebesar Rp 36,6 miliar.
"Tambahan menara telekomunikasi ini semakin bertambah memperkuat posisi perseroan di industri penyediaan infrastruktur telekomunikasi," jelas Hendra dalam keterangan resmi, Selasa (26/9/2023).
Menurut Hendra, industri telekomunikasi telah mengalami perubahan dari semula bersifat heavy asset menjadi light asset atau mirip seperti start-up . Perubahan ini, sambung dia, bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga secara global.
Ujungnya, para operator telekomunikasi berperan sebagai pelaku industri yang memiliki jumlah pengguna dan pelanggan. Sedangkan perihal aset, mereka akan menyerahkan kepada ahlinya seperti Mitratel().
"Jadi, kalau dulu masing-masing punya tower . Tapi sekarang dengan konsep sharing , operator telekomunikasi yang punya tower itu sudah tidak relevan. Karena, dia investasi menara Rp 1 miliar misalnya, tapi menara itu hanya dipakai buat dia sendiri. Artinya, dia harus mengembalikan capital expenditure ( capex ) Rp 1 miliar itu sendiri." ucap Hendra kepada Investor Daily .
Tapi menjadi berbeda, ketika menara diutilisasi melalui konsep sharing . Pengembalian investasi Rp 1 miliar tadi akan menjadi lebih ringan dan cepat. Itulah sebabnya, saat ini banyak menara operator telekomunikasi yang melepas asetnya kepada pihak independen seperti .
"Kami yang selanjutnya berperan untuk mencarikan tenant sehingga capex Rp 1 miliar bisa dibagikan kepada beberapa pelanggan sehingga pengembalian capex menjadi lebih cepat'," imbuhnya.
Bukan hanya di aset menara, aset-aset berat lain seperti backbone dan serat optik juga bisa diterapkan konsep sharing. Sebab, jika serat optik hanya digunakan sendiri, maka akan banyak core yang tidak terutilisasi secara optimal.
"Jadi, kalau saya rasa memang dengan adanya konsep sharing itu bagus buat industri. Sebagai hasilnya, biaya pelanggan pun menjadi lebih rendah," ujarnya.
Di samping resmi mencaplok aset menara , anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk () tersebut juga dikabarkan selalu terbuka atas setiap kesempatan yang ada. Sebelumnya, operator telekomunikasi, PT Indosat Tbk () diisukan berencana menjual aset serat optik senilai lebih dari Rp 15,3 triliun.
Gelagat Indosat menjual aset ini terendus dari tingginya minat para investor global terhadap infrastruktur digital di Asia Tenggara. Bahkan, Indosat disebut tengah melakukan penjajakan dengan calon investor. Meskipun, penjajakan itu tidak menutup kemungkinan berakhir batal.
Sumber : idxchannel.com
powered by: IPOTNEWS.COM