PLN Cari Pendanaan di Pasar Rp 50 Triliun - Anggarkan Capex Rp 90 Triliun
Wednesday, March 27, 2019       13:16 WIB

Jakarta-- Besarnya kebutuhan dana untuk pengembangan bisnis listrik, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan melakukan penggalangan dana hingga Rp50 triliun untuk memenuhi kebutuhan investasi perseroan pada 2019. Direktur Keuangan Perusahaan Listrik Negara Sarwonomengungkapkan perseroan menganggarkan belanja modal sekitar Rp80 triliun hingga Rp90 triliun pada 2019. Separuh dari kebutuhan tersebut rencananya akan dipenuhi melaluifund raisingatau penggalangan dana. "Fund raisingsekitar Rp40 triliun hingga Rp50 triliun," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Sarwono mengatakan 50% dari kebutuhan belanja modal digunakan untuk investasi pembangkit. Sisanya atau sebesar 50% digunakan untuk pengembangan transmisi dan distribusi. Dia menjelaskan bahwa biasanya pendanaan dengan mata uang rupiah akan digunakan berinvestasi di proyek transmisi. Sementara itu, pendanaan dalam mata uang asing akan digunakan untuk pengembangan transmisi.
Terkait dengan penerbitanglobal bondatau obligasi global, Sarwono menyebut instrumen itu menjadi salah satu alternatif pendanaan. Pihaknya mengatakan tidak terpaku hanya kepada satu instrumen. "Pilihan kami cukup banyak. Tidak terpaku kepada satu instrumen," jelasnya.
Dia mengungkapkan perseroan juga memiliki opsi pinjaman perbankan baik lokal maupun global. Menurutnya,standby loanyang dimiliki mencapai Rp25 triliun. Dalam waktu dekat, sambungnya, PLN belum berencana mengeksekusi penggalangan dana. Pasalnya, perseroan mengklaim masih memiliki dana yang cukup untuk mendanai investasi. "Sebagian memang kami pinjam tetapi manatimingyang paling bagus. Artinya, sesuai kebutuhan pendanaan jangka panjang atau jangka pendek," tuturnya.
Di sisi lain, Sarwono mengklaim optimistis perseroan akan mencetak untung pada akhir 2018. Menurutnya, kerugian yang diderita pada kuartal III/2018 hanya merupakan rugi buku akibat selisih nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) Edwin Hidayat Abdullah menjelaskan bahwa secara operasional Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih untung pada 2018. Namun, rugi kurs yang bersifat unrealized masih ada akhir tahun lalu.

Sumber : NERACA.CO.ID

powered by: IPOTNEWS.COM