PPKM Makin Loinggar dan Harga Batubara Terus Naik, Indo Premier: IHSG Variatif Menguat
Tuesday, September 28, 2021       08:50 WIB

Ipotnews - Makin longgarnya pembatasan dalam skema PPKM serta kenaikan harga batubara diyakini akan mendorong pergerakan IHSG ke zona hijau, Selasa (28/9), mengimbangi tekanan sentimen negatif dari Wall Street yang mayoritas tertekan di penutupan.
"Terkoreksinya mayoritas indeks di bursa Wall Street seiring naiknya yield obligasi AS diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar. Sementara itu semakin diperlonggarnya aturan PPKM yang salah satunya membolehkan kegiatan skala besar seperti konser dan naik signifikannya harga batubara diprediksi akan menjadi sentimen positif untuk IHSG . IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan support di level 6,085 dan resistance di level 6,165," papar Tim Analis Indo Premier Sekuritas dalam rilis risetnya pagi ini.
Di penutupan Selasa dinihari WIB tadi, Wall Street kembali ditutup bervariasi, Dow Jones berlanjut menguat sedangkan S&P 500 dan Nasdaq berakhir di zona merah. Optimimise akan proses pemulihan ekonomi seiring berhasil menjadi sentimen positif di pasar, di sisi lain kekhawatiran akan naiknya inflasi membuat imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun bergerak naik menyentuh level 1.5% dan menjadi sentimen negatif bagi sektor teknologi.
Optimisme akan proses pemulihan ekonomi kembali muncul setelah data perkembangan Covid19 di Amerika mulai menunjukan penurunan. Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopskins pada minggu lalu rata-rata tujuh hari penambahan kasus baru turun menjadi 120,000 dari minggu sebelumnya yang sempat menyentuh level tertingginya sebanyak 166,000. Sementara itu CEO Pfizer mengatakan bahwa Amerika bisa kembali normal dalam satu tahun kedepan namun diperlukan suntikan vaksin setiap tahunnya.
Seiring dengan optimisme akan proses pemulihan ekonomi imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor sepuluh tahun untuk pertama kalinya sejak Juni menyentuh level 1.5% lebih tinggi dari penutupan akhir bulan Agustus lalu. Kenaikan imbal hasil tersebut berpotensi menaikan biaya pinjaman dan berpotensi menghambat pertumbuhan perseroan karena bersifat pada modal. Kenaikan imbal hasil yang dibarengi dengan naiknya inflasi juga membuat valuasi saham teknologi menjadi lebih mahal sehingga kurang menarik.
Dow Jones menguat +71 poin (+0,21%) pada level 34,869, S&P 500 turun -12 poin (-0.28%) pada level 4,443, Nasdaq terkoreksi -78 poin (-0.52%) pada level 14,970, EIDO melemah -0.12 poin (-0.56%) pada level 21.16.
Berikut rekomendasi saham dari Indo Premier:
(Buy). Support: Rp8,475, Resist: Rp8,625
(Buy). Support: Rp975, Resist: Rp1,005
(Buy on Weakness). Support: Rp1,390, Resist: Rp1,420
(Buy on Weakness). Support: Rp3,490, Resist: Rp3,560

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM