Ipotnews - PT JResources Asia Pasifik,Tbk () mulai fokus mengembangkan dua asetnya yakni tambang Pani, Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo, serta tambang Doup di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Kedua tambang ini ditargetkan mulai produksi tahun 2019.
"Progres kegiatan eksplorasi dari kedua asset ini memberikan hasil yang sangat baik dengan penambahan yang signifikan baik cadangan maupun sumber daya," ujar Direktur William Surnata dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (18/12).
Untuk tambang Doup, lanjut William, total cadangan sampai Juni 2017 sebesar 1,509 Koz Au sementara sumber dayanya mencapai 2,594 Koz Au. Sedangkan untuk tambang Pani sampai Juni 2017 total cadangan sebesar 502 Koz Au dan sumber daya sebesar 1,524 Koz Au.
"Kegiatan eksplorasi perseroan berhasil meningkatkan sumber daya di tambang Doup yang semula hanya 996 KozAu pada 2011 menjadi 2,594 KozAu. Tambang Pani dari hanya sebesar 198 Koz Au pada Desember 2012 menjadi 1,524 Koz Au pada Juni 2017," ungkap William.
Selain melakukan kegiatan eksplorasi, perseroan juga tengah persiapan pengembangan kedua aset tersebut. Ditargetkan pada tahun 2019 kedua tambang ini siap berproduksi.
"Untuk tambang Pani tengah dalam persiapan masuk ke fase pra konstruksi. Analisis dampak lingkungan (Amdal) sudah selesai dan perusahaan juga sudah mendapat Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," ujar Direktur Edi Permadi dalam kesempatan yang sama.
Sementara untuk tambang Doup, perseroan baru saja menyelesaikan Amdal untuk operasi produksi bijih oxide dan tengah mempersiapkan Amdal untuk produksi sulfida. Perseroan menargetkan produksi emas dari tambang Doup sebesar 100 ribu ounces per tahun. Sementara dari tambang Pani akan diproduksi emas sebesar 50-70 ribu ounces per tahun. Ini tentu akan menambah kapasitas produksi perseroan.
Dalam kesempatan itu Direktur William Surnata juga menekankan fokus perseroan dalam beberapa tahun terakhir adalah eksplorasi untuk meningkatkan cadangan dan juga sumber daya.
"Hasilnya bisa terlihat dari kenaikan yang signifikan sumber daya dan cadangan milik perusahaan. Hal ini penting dalam menentukan rencana kerja dan masa operasi pertambangan. Makin besar cadangan makin lama perusahaan beroperasi," tutur William.
Berdasarkan hasil eksplorasi, data terbaru cadangan dan sumber daya emas yang dimiliki perusahaan tercatat meningkat signifkan. Sejak Juni 2011 sampai Juni 2017 telah ada kenaikan yang cukup besar baik jumlah cadangan (reserve) maupun sumber daya (resources). Sumber daya emas yang dimiliki perseroan sebesar 7,946 Koz Au meningkat dari 3,200 Koz di tahun 2011.
Sementara cadangan yang dimiliki Perseroan sampai Juni 2017 sebesar 3,707 Koz Au. Angka ini meningkat dari jumlah cadangan tahun 2011 sebesar 493 Koz Au. Dipastikan jumlah ini akan meningkat dalam laporan akhir tahun nanti.
Sedangkan dari sisi kinerja operasional, sampai akhir tahun produksi emas perseroan diperkirakan antara 173 sampai 175 ribu ounces. Pada awal tahun perseroan menargetkan produksi sebesar 200 ribu ounces.
Kendati demikian, William mengaku, perseroan tidak ingin terlalu agresif dalam menggenjot produksi.
"Perusahaan ingin melakukan konservasi cadangan dengan menggalakan kegiatan eksplorasi sementara kegiatan produksi diatur. Selain itu faktor curah hujan yang tinggi khusus di tambang Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow turut berpengaruh pada kinerja operasi perusahaan," terang William.
William juga mengaku masih menghadapi masalah maraknya penambangan illegal. Bahkan tidak jarang penambangan illegal tersebut dilakukan di wilayah pertambangan milik perusahaan pemegang IUP dan Kontrak Karya. Kondisi tersebut terjadi di lokasi tambang Bakan yang dikelola anak usaha PT JResources Bolaang Mongondow.
"Kami menghimbau Pemerintah untuk melakukan penertiban terhadap kegiatan penambangan illegal khusus di wilayah usaha pertambangan. Kegiatan penambangan illegal tidak saja merugikan perusahaan karena ada sebagian cadangan yang diambil. Tetapi juga berbahaya bagi lingkungan karena dalam mengolah emas menggunakan zat kimia," kata Direktur Edi Permadi.
Perusahaan menurutnya siap membantu pemerintah untuk memberdayakan para penambang rakyat namun harus tegas untuk tidak melakukan kegiatan penambangan di konsesi milik perusahaan. "Silahkan ditentukan wilayah penambangan rakyat dan kami siap membantu memberdayakan mereka," ujar Edi. (Sigit)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM