Palladium Cetak Rekor Tertinggi, Emas Terdongkrak Depresiasi Dolar
Tuesday, February 19, 2019       03:59 WIB

Ipotnews - Palladium mencetak rekor tertinggi, Senin, karena defisit pasokan yang berkelanjutan mendorong logam  autocatalyst  tersebut, sedangkan emas melesat ke level terkuat sejak April dengan dolar yang lebih rendah.
Harga palladium di pasar spot, yang diperdagangkan setingginya USD1.458 per ounce, melonjak 1,8 persen menjadi USD1.457 pada pukul 02.00 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Senin (18/2) atau Selasa (19/2) dini hari WIB.
Defisit di pasar palladium akan melebar secara dramatis tahun ini karena standar emisi yang lebih ketat meningkatkan permintaan, kata pabrikan  autocatalyst,  Johnson Matthey, dalam sebuah laporan pekan lalu.
"Pasar pada dasarnya kuat," kata analis Julius Baer, Carsten Menke. "Defisit yang sedang berlangsung dan produsen autokatalis mengatakan mereka tidak melihat substitusi berbasis luas dari palladium hingga platinum benar-benar memperkuat sentimen positif yang berlaku."
Kedua logam tersebut terutama digunakan oleh pabrikan otomotif dalam  catalytic converter , tetapi platinum lebih banyak digunakan pada kendaraan diesel, yang tidak disukai sejak skandal kecurangan emisi Volkswagen mencuat pada 2015.
Tidak seperti platinum, palladium lebih diuntungkan dari peralihan mesin diesel dan ekspektasi untuk pertumbuhan kendaraan listrik hibrida, yang sebagian cenderung bertenaga bensin.
Ini membantu melindungi logam tersebut dari dampak penurunan penjualan mobil di seluruh dunia.
"Permintaan industri cukup baik, tetapi tidak  booming  mengingat betapa lemahnya pasar otomotif. (Namun) kasus defisit multi-tahun jauh lebih menarik, dan ada tren harga yang sangat bagus, menarik banyak permintaan investasi," ujar Menke.
Kendati harga cenderung naik dalam jangka pendek, "dalam jangka panjang, katakanlah 12 bulan ke depan, dengan asumsi penjualan mobil global gagal untuk  rebound  karena ekonomi global melambat, harga akan didorong kembali," ucapnya.
Sementara itu, emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD1.326,15 per ounce, setelah sebelumnya menembus USD1.327,64 per ounce, level tertinggi sejak 25 April.
Emas berjangka Amerika Serikat menguat 0,6 persen menjadi USD1.329,70 per ounce.
Membantu kenaikan emas, dolar menjauh dari level tertinggi dua bulan, pekan lalu, didorong meningkatnya optimisme untuk kesepakatan perdagangan AS-China.
Resolusi perdagangan kemungkinan akan meningkatkan nilai yuan dan pada gilirannya, permintaan dari China, papar analis Forex.com Fawad Razaqzada.
"Juga, resolusi tersebut negatif bagi dolar karena pemerintah AS akan memutuskan untuk menurunkan tarif impor, yang akan memangkas harga impor, menyebabkan inflasi turun dan mengurangi kebutuhan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga."
Investor akan menantikan risalah pertemuan kebijakan Januari The Fed, Rabu, untuk kejelasan lebih lanjut tentang kenaikan suku bunga tahun ini. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung membebani emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Di antara logam mulia lainnya, platinum tidak berubah di posisi USD802 per ounce, sedangkan perak naik 0,2 persen menjadi USD15,80 per ounce. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM