Pasar Cermati Lonjakan Inflasi Amerika, Wall Street Berakhir di Zona Merah
Wednesday, July 14, 2021       05:02 WIB

Ipotnews - S&P 500 dan Nasdaq berakhir lebih rendah, Selasa, setelah mencapai rekor tertinggi di awal sesi, dengan investor mencerna lonjakan indeks harga konsumen (CPI) pada Juni serta laba dari JPMorgan dan Goldman Sachs yang memulai musim pelaporan kuartalan.
Pada akhir perdagangan di bursa Wall Street, S&P 500 kehilangan 0,35% atau 15,42 poin menjadi 4.369,21, dan Nasdaq Composite Index turun 0,38% atau 55,59 poin menjadi 14.677,65, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (13/7) atau Rabu (14/7) pagi WIB.
Sementara, Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,31% atau 107,39 poin menjadi 34.888,79.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi baru tetapi dengan cepat jatuh ke wilayah negatif setelah lelang US Treasury 30-tahun menunjukkan permintaan yang lebih sedikit ketimbang ekspektasi sejumlah investor dan mendorong imbal hasil lebih tinggi.
Data menunjukkan CPI Amerika naik paling tinggi dalam 13 tahun, bulan lalu, sementara CPI inti melonjak 4,5% (year-over-year), kenaikan terbesar sejak November 1991.
Ekonom melihat lonjakan harga tersebut--didorong oleh jasa terkait travel dan mobil bekas--sebagian besar bersifat sementara, sejalan dengan pandangan lama Chairman Federal Reserve, Jerome Powell.
"Setiap kali kita mendapatkan kenaikan suku bunga, pasar saham akan menjadi gugup, terutama pada hari seperti hari ini," kata Joe Saluzzi, Manager of Trading di Themis Trading, Chatham, New Jersey.
Indeks pertumbuhan S&P 500 turun 0,05%, sedangkan indeks  value  berkurang 0,70%.
"Dengan indeks  growth  melampaui  value,  kesimpulannya jelas bahwa inflasi dari perspektif pasar bukanlah ancaman nyata dalam jangka panjang," kata Keith Buchanan, Manajer Portofolio di GLOBALT Investments, Atlanta, Georgia.
Sepuluh dari 11 indeks sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan real estat, konsumen, dan keuangan masing-masing menyusut lebih dari 1%.
Saham JPMorgan Chase & Co anjlok 1,5% setelah melaporkan pertumbuhan laba kuartalan yang kuat tetapi memperingatkan bahwa prospek cerah tersebut tidak akan menghasilkan pendapatan yang kuat dalam jangka pendek karena suku bunga rendah.
Goldman Sachs Group Inc merosot 1,2% setelah laporan laba kuartalannya melebihi perkiraan.
Citigroup, Wells Fargo & Co dan Bank of America akan melaporkan hasil kuartalannya Rabu pagi waktu setempat.
PepsiCo Inc melambung 2,3% setelah menaikkan proyeksi laba setahun penuh, berspekulasi pada percepatan permintaan karena pembatasan Covid-19 terus dilonggarkan.
Laba per saham kuartal Juni untuk perusahaan S&P 500 diperkirakan meroket 66%, menurut data Refinitiv, dengan investor mempertanyakan berapa lama reli Wall Street akan bertahan setelah kenaikan 16% dalam indeks utama sepanjang tahun ini.
Semua mata sekarang beralih menuju kesaksian kongres Chairman The Fed, Rabu dan Kamis, untuk komentarnya tentang meningkatnya tekanan harga dan dukungan moneter ke depan.
Conagra Brands Inc melorot 5,4% setelah perusahaan makanan kemasan itu memperingatkan biaya bahan baku dan  ingredient  yang lebih tinggi akan mengambil keuntungan lebih besar dari laba tahun ini dari perkiraan sebelumnya.
Boeing Co merosot 4,2% setelah Badan Penerbangan Federal, Senin malam, mengatakan beberapa pesawat 787 Dreamliners yang tidak terkirim memiliki masalah kualitas manufaktur. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM