Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street merosot, Senin, didorong kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 akan memicu lockdown dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Ketiga indeks utama Amerika Serikat mengakhiri sesi dengan penurunan tajam, dengan S&P dan Nasdaq mencatat pelemahan persentase satu hari terbesar sejak pertengahan Mei, demikian laporan Reuters dan CNBC , di New York, Senin (19/7) atau Selasa (20/7) pagi WIB.
Indeks blue-chip Dow mengalami hari terburuk dalam hampir sembilan bulan.
Dow Jones Industrial Average melorot 725,81 poin atau 2,09% menjadi 33.962,04, S&P 500 kehilangan 68,67 poin atau 1,59% menjadi 4.258,49, dan Nasdaq Composite Index menyusut 152,25 poin atau 1,06% menjadi 14.274,98.
Sentimen penghindaran risiko (risk-off) tersebut juga membuat imbal hasil US Treasury 10-tahun merosot, menarik harga saham perbankan yang sensitif terhadap suku bunga. Indeks Perbankan S&P 500 anjlok 3,3%.
"Sebagian besar terkait dengan (varian) Delta," kata Paul Nolte, Manajer Portofolio di Kingsview Asset Management, Chicago. "Ada beberapa kekhawatiran juga bahwa mungkin ekonomi tidak akan terbuka secepat yang dipikirkan semua orang, dan ledakan besar (big boom) yang diprediksi semua orang akan lebih merupakan 'pop' ketimbang 'boom'."
Varian Delta Covid-19 yang sangat menular, sekarang jenis dominan di seluruh dunia, menyebabkan lonjakan infeksi dan kematian baru, hampir secara eksklusif di antara orang yang tidak divaksinasi.
"Ketersediaan vaksin secara global menjadi masalah sejak hari pertama." kata Nolte. "Itu sudah lama di luar sana. Ini adalah iterasi terbaru dari hal itu. Perjalanan kita masih panjang."
Saham travel and leisure jatuh, dengan S&P 1500 Airline Index jatuh 3,8% dan S&P 1500 Hotel and Restaurant Index melemah 2,7%.
Indeks Volatilitas CBOE , ukuran kecemasan investor, melonjak 4,1 poin menjadi 22,50, level penutupan tertinggi dalam dua bulan.
Semua 11 sektor utama di S&P 500 ditutup jauh di wilayah negatif. Saham energi, terbebani kejatuhan harga minyak mentah, turun 3,6%, hari terburuk sejak Maret.
Sejumlah saham utama yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi global juga berguguran. Boeing merosot 5%, dan General Motors dan Caterpillar masing-masing melorot sekitar 2%.
Musim pelaporan keuangan kuartal kedua sedang berlangsung, dengan 41 perusahaan di S&P 500 telah merilisnya. Dari jumlah tersebut, 90% mengalahkan perkiraan konsensus, menurut Refinitiv.
Di antara nama-nama terkenal, Netflix, Twitter, Johnson & Johnson, United Airlines dan Intel, bersama emiten industri dari Honeywell hingga Harley-Davidson akan mengumumkan kinerjanya pekan ini.
Analis sekarang melihat pertumbuhan laba S&P 500 (year-on-year) sebesar 72% untuk periode April hingga Juni, jauh lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan tahunan 54% pada awal kuartal, menurut Refinitiv.
International Business Machines Corp mengalahkan proyeksi pendapatan kuartalan berdasarkan kekuatan segmen cloud computing- nya. Saham IBM melesat lebih dari 3% dalam after-hours trading.
Zoom Video Communications Inc mengumumkan kesepakatan senilai USD14,7 miliar untuk membeli operator call center berbasis cloud , Five9 Inc. Saham penyedia layanan telekonferensi itu anjlok 2,1%, sementara Five9 melonjak 5,9%. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM