Pasar Merespons Serangan Fasilitas Saudi, Emas Melonjak Satu Persen
Monday, September 16, 2019       13:51 WIB

Ipotnews - Harga emas melonjak 1%, Senin siang, karena serangan terhadap fasilitas minyak Saudi mengurangi selera risiko, mendorong permintaan aset  safe-haven , sementara investor menunggu petunjuk tentang pelonggaran moneter dari pertemuan bank sentral yang dijadwalkan pekan ini.
Harga emas di pasar spot melesat 1% jadi USD1.503,60 per ounce pada pukul 13.01 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Senin (16/9). Harga emas spot merosot 1,2% pada minggu sebelumnya di tengah harapan akhir sengketa perdagangan AS-China mungkin sudah dekat.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat naik 0,8% menjadi USD1.511,40 per ounce.
Serangan terhadap instalasi minyak Arab Saudi menyebabkan rotasi keuntungan dari saham menuju aset  safe-havens , kata analis OANDA, Jeffrey Halley.
Sentimen  risk-aversion  (menghindari risiko) di pasar menopang emas, yang sering dilihat sebagai investasi alternatif selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.
Dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan harapan lebih banyak langkah-langkah stimulus dari bank sentral utama, target berikutnya untuk emas adalah USD1.530, Halley menambahkan.
Kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran mengklaim bertanggung jawab atas serangan selama akhir pekan lalu di fasilitas pemrosesan minyak terbesar di dunia itu.
Namun, pejabat senior AS mengatakan bukti menunjukkan Teheran ada di belakangnya, dan Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat " locked and loaded " (siap mengokang senjata) untuk merespons serangan itu, yang merusak hubungan yang sudah tegang dengan Iran.
Peristiwa itu menekan sentimen risiko di pasar, dengan perdagangan saham Asia bergerak lebih rendah, dan  safe-haven  yen naik 0,4% menjadi 107,64 per dolar. Indeks dolar, ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, melemah 0,2% menjadi 98,053.
Investor juga menunggu hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve dan Bank of Japan, Rabu, untuk sinyal kebijakan masa depan mereka.
"Kebijakan moneter yang akomodatif oleh bank sentral global akan mendukung daya tarik emas untuk semester kedua 2019," kata analis Phillip Futures, Benjamin Lu, dalam sebuah catatan.
Bank sentral secara global menghadapi tekanan untuk membagikan dukungan moneter bagi perekonomian yang lesu karena perselisihan perdagangan AS-China merusak sentimen perdagangan dan bisnis. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi  opportunity cost  memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil dan cenderung membebani dolar.
Membebani sentimen risiko adalah data suram dari China, yang menunjukkan sektor pabrik dan konsumen melambat lebih lanjut pada Agustus, dengan produksi industri tumbuh pada laju terlemah dalam 17 setengah tahun, sebuah tanda meningkatnya pelemahan dalam ekonomi yang digerogoti oleh gejolak perdagangan dan permintaan domestik yang melambat.
Emas spot dapat menguji ulang resistance di posisi USD1.524 per ounce, karena untuk sementara ini telah mencapai posisi terendah di level USD1.480, kata analis teknikal  Reuters , Wang Tao.
Di antara logam lainnya, perak melonjak sebanyaknya 3% menjadi USD18 per ounce dan platinum naik 0,5% menjadi USD953,31 per ounce. Sementara itu, paladium menguat 0,5% menjadi USD1.614,00 per ounce. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM