Pasar Tunggu Data Makro AS, Dolar Jatuh dari Level Tertinggi Empat Bulan
Friday, May 04, 2018       14:38 WIB

Ipotnews - Dolar relatif stabil terhadap sekeranjang mata uang, Jumat petang, setelah jatuh dari level tertinggi empat bulan karena aksi ambil untung, dengan fokus pada apakah data ketenagakerjaan Amerika akan memberikan sentiment untuk dorongan lain yang lebih tinggi.
Dolar menghapus semua kerugian 2018 selama beberapa pekan terakhir pada ekspektasi Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga, sementara bank sentral lainnya, termasuk Bank Sentral Eropa, membutuhkan waktu lebih lama untuk mengurangi stimulus.
Penguatan dolar kemungkinan akan bergantung pada data yang menunjukkan peningkatan lebih lanjut dalam pertumbuhan ekonomi dan inflasi Amerika, yang dapat memicu spekulasi The Fed akan menaikkan suku bunga tiga kali lagi, tahun ini.
Indeks Dolar--ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama--bertahan stabil di posisi 92,417, demikian laporan  Reuters , di Singapura, Jumat (4/5). Indeks tersebut jatuh dari 92,834 yang dicapai Rabu lalu, level terkuat sejak akhir Desember.
Indeks Dolar melonjak lebih dari 0,9 persen sepanjang pekan ini, menempatkannya di jalur untuk kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.
The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil, Rabu, dan meyakini bahwa percepatan inflasi baru-baru ini di dekat target bank sentral akan bertahan, sehingga menempatkannya di jalur untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan Juni.
Beberapa analis menginterpretasikan komentar The Fed tentang inflasi sebagai sinyal yang membiarkan kenaikan harga melampaui targetnya, sikap yang akan membatasi kebutuhan untuk memulai kebijakan pengetatan yang lebih agresif.
Laporan ketenagakerjaan periode April yang dirilis Jumat waktu setempat, atau Sabtu (5/5) pagi WIB, akan dievaluasi untuk indikasi lebih lanjut dari kekuatan pasar tenaga kerja dan tekanan inflasi Amerika.
"Setiap perlambatan dalam laju pertumbuhan upah akan memberikan tekanan terhadap dolar," ujar Christopher Wong, analis Maybank, Singapura.
Survei  Reuters  terhadap sejumlah ekonom menunjukkan angka penggajian non-pertanian ( non-farm payrolls ) mungkin meningkat 192.000 pekerjaan, bulan lalu. Data  payroll  naik sebanyak 103.000 pada Maret, kenaikan terkecil dalam enam bulan.
Jika data Amerika menunjukkan pertumbuhan upah yang solid, dolar kemungkinan bakal menguat, terutama terhadap euro, kata Stephen Innes, Kepala Perdagangan di Asia-Pasifik untuk Oanda, Singapura.
"Jika...data upah dirilis sedikit lebih kuat dari perkiraan, saya pikir euro akan menguji USD1,19," ucap Innes.
Euro bertahan stabil di posisi USD1,1987, tetap di atas level terendah empat bulan USD1,1938 yang dicapai Rabu lalu.
Mata uang bersama itu menguat 0,3 persen, Kamis, mengabaikan data yang menunjukkan perlambatan tak terduga dalam inflasi zona euro, karena reli dolar baru-baru ini terhenti.
Dolar AS melemah 0,1 persen menjadi 109,08 yen, turun dari level tertinggi tiga bulan 110,05 yen yang dicapai Rabu.
Dolar Australia memantul, naik 0,2 persen menjadi USD0,7549, menjauh dari level terendah sebelas bulan USD0,7472 yang dicapai awal pekan ini. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM