Pasar Saham Global Diguncang Virus Corona, Amankan Dana di ETF Berikut...
Monday, January 27, 2020       10:18 WIB

Ipotnews - Pasar saham global anjlok sepekan lalu, karena investor merasa khawatir dengan wabah koronavirus di China yang memburuk, yang telah menyebabkan isolasi beberapa kota besar di negara itu dan telah menyebar ke beberapa negara, termasuk di AS.
Dalam catatan Premier Fund Monitor yang dirilis Senin (27/1), IndoPremier Investment Management ( IPIM ) memaparkan bahwa ketakutan akan virus telah mengarahkan para investor ke perburuan aset safe-haven (seperti obligasi AS dan emas), meskipun laba emiten di AS yang kuat (68% dari 85 perusahaan di indeks S&P 500 yang telah melaporkan sampai minggu ini mencatat laba melampaui perkiraan) dan data ekonomi positif dari penjualan rumah eksisting di AS dan klaim pengangguran yang menurun.
Di Eropa, data ekonomi menunjukkan ekonomi Prancis dan Jerman mungkin meningkat, juga didukung oleh Data PMI Markit Manufacturing yang lebih baik dari yang diharapkan.
Namun, perang perdagangan AS kini mengarah ke Eropa, di mana Presiden Donald Trump telah mengancam untuk mengenakan tarif impor mobil Eropa yang sangat tinggi jika kedua belah pihak tidak dapat mencapai kesepakatan perdagangan segera.
IHSG sepekan lalu juga mencatat penurunan karena arus masuk modal asing berubah menjadi penjualan bersih Rp635 miliar, meskipun arus masuk yang kuat ke pasar obligasi, karena kekhawatiran atas permintaan komoditas yang lebih rendah dari China akibat wabah virus corona.
Sektor komoditas (pertambangan, perkebunan), dan properti & konstruksi termasuk yang paling negatif terkena dampaknya meskipun pengecer dan saham konsumen juga menurun. Saham-saham bank berkinerja baik seperti laba yang dilaporkan dari , , dan sebagian besar sesuai dengan ekspektasi meski pertumbuhan yang lebih lambat pada 2019 ditopang pencadangan lebih tinggi untuk kredit bermasalah (NPL).
Sepekan ke depan, sejumlah agenda ekonomi patut dicermati. Antara lain, data Penjualan Rumah Baru AS (Senin 22:00), Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia (Selasa 10:00), Keputusan Suku Bunga Fed ( Kamis 02:00; perkiraan konsensus: 1,75%), data Pertumbuhan PDB AS (Kamis 20:30; konsensus: 2,1% QoQ), China Manufacturing & Non-Manufacturing PMI (Jumat 08:00), Tingkat Pertumbuhan & Inflasi PDB UE (Jumat 17: 00; konsensus masing-masing: 1,1%/1,4% YoY). Data penjualan mobil di Indonesia (Selasa 16:30) dan Investasi Langsung Asing Indonesia (Rabu 13:00).
Kesimpulan Investasi
Perlambatan pertumbuhan global dan ketegangan perdagangan mengaburkan prospek pasar ekuitas global, terutama di pasar negara berkembang, dan telah menyebabkan aliran portofolio bergeser ke arah pendapatan tetap dan pasar uang yang kurang berisiko dalam dua tahun terakhir.
Namun, IPIM bullish pada prospek pasar 2020 dengan target IHSG 7.000 karena prospek komoditas yang lebih stabil dalam beberapa tahun ke depan akan mengarah pada pemulihan pertumbuhan pendapatan di Indonesia dan emerging market secara umum, sehingga berpotensi membalikkan aliran dana keluar dari pasar emerging markaet dalam dua tahun terakhir.
Rekomendasi
IPIM merekomendasikan investor untuk tetap bertahan di ETF berbasis luas, RLQ45X dan , dan untuk meminimalkan volatilitas dana satelit (SriKehati) dan (Pefindo I-Grade) bisa menjadi pilihan, di mana kedua ETF memiliki posisi bobot yang besar dalam saham bank , yang secara luas dianggap sebagai saham defensif pada saat ketidakpastian pasar.
"Bagi investor yang mencari peluang untuk memasuki pasar, pilihan kami adalah ETF (SM - Infra18) dan (Perusahaan BUMN ), yang keduanya memiliki eksposur besar terhadap saham BUMN di sektor infrastruktur dan sektor keuangan," papar catatan IPIM .
Meskipun kedua ETF terekspos risiko intervensi pemerintah, IPIM meyakini pasar telah bereaksi berlebihan terhadap faktor risiko ini, sehingga ETF ini diyakini akan mendapat manfaat paling besar dari pembalikan pasar ekuitas.
"Baik dan memiliki valuasi terendah di antara seluruh ETF yang dikelola IPIM , dengan P/E 2020F masing-masing sebesar 12,6x dan 13,4x, lebih rendah daripada nilai valuasi ETF berbasis RLQ45 dan (P/E masing-masing 16,4x dan 16,2x)," tambah catatan itu.

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM