Ipotnews - Kurs rupiah melemah terhadap dolar pasca kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia kemarin, karena pelaku pasar mewaspadai data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kuartal I 2024 yang akan dirilis pada nanti malam.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis (25/4) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp16.208 per dolar AS, melemah 53 poin atau 0,33% dibandingkan Rabu sore (24/4) di level Rp16.155 per dolar AS.
Analisis pasar uang, Lukman Leong mengatakan pelaku pasar memang mewaspadai perkembangan data perekonomian AS. Kuatnya ekonomi AS menjadi salah satu alasan investor cenderung berinvestasi dalam basis dolar.
"Kecenderungan akhir akhir ini berbagai data perekonomian AS memang lebih kuat dari ekspektasi," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews hari ini.
International Monetary Fund (IMF) dalam laporan terakhirnya April 2024 memprediksi AS akan mengalami pertumbuhan PDB sebesar 2,7% pada tahun ini atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yakni 2,5%.
Hal ini semakin memperkuat alasan bank sentral AS Federal Reserve dalam waktu dekat tidak akan memangkas suku bunganya yang pada akhirnya semakin menekan mata uang Garuda.
Di sisi lain, BI telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6,25% dengan Deposit Facility naik ke posisi 5,50% dan Lending Facility sebesar 7% pada Rabu kemarin. Kenaikan BI rate kali ini menjadi yang pertama kali sejak BI menahan suku bunga selama lima bulan beruntun. Selain itu, posisi BI rate saat ini juga merupakan yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Meski naik lagi, Lukman menegaskan langkah ini tidak akan serta merta membuat kurs rupiah langsung berbalik tancap gas menguat terhadap dolar AS. "Kenaikan ini hanya bisa menahan atau meminimalkan besaran penurunan kurs rupiah terhadap dolar," pungkas Lukman.
(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM
