Penetapan Kurs Yuan Katrol Mata Uang Berisiko, "Greenback" Terjerembab
Wednesday, January 06, 2021       04:26 WIB

Ipotnews - Dolar jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama, Selasa, di tengah keputusan China untuk menaikkan nilai tukar resmi yuan dengan margin tertinggi sejak meninggalkan patokan dolar pada 2005, sementara pemilihan anggota Senat AS di Georgia juga menjadi fokus.
Bank Sentral China ( PBOC ) menetapkan titik tengah yuan di 6,4760 per dolar sebelum pasar dibuka, meningkat 1% dari penetapan sebelumnya, penyesuaian lebih tinggi yang terbesar sejak 2005, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Selasa (5/1) atau Rabu (6/1) pagi WIB.
Di pasar  offshore,  yuan menguat sebanyaknya 6,4119 untuk kali pertama sejak pertengahan Juni 2018. Yuan memulai pekan ini di 6,494.
Dolar sempat menguat dalam pergerakan  risk-off  pada sesi Senin karena saham Wall Street melorot, tetapi melanjutkan jalur penurunannya setelah pengumuman China, yang juga membantu mengangkat mata uang berisiko. Setelah awalnya dibuka lebih rendah pada sesi Selasa, saham Wall Street rebound untuk semakin memukul daya tarik dolar, dengan prospek pemilu Georgia menarik perhatian yang terlalu besar.
Sapu bersih Demokrat di pemilu tersebut bisa merebut kendali Senat dari Partai Republik, membuka jalan bagi langkah-langkah stimulus lebih lanjut serta pajak perusahaan yang lebih tinggi dan lebih banyak peraturan.
"Ada perbedaan pandangan yang besar tentang pemilu Georgia, orang agak bingung sejauh apa hasilnya di sini," kata Edward Moya, analis OANDA di New York.
Indeks Dolar (Indeks DXY) turun 0,486% menjadi 89,429. Dolar jatuh dalam dua sesi pertama 2020 setelah anjlok hampir 7% sepanjang tahun lalu untuk mencapai level yang tidak terlihat sejak April 2018.
The New York Stock Exchange mengatakan tidak lagi bermaksud untuk melakukan  delisting  terhadap tiga perusahaan telekomunikasi China. Pembalikan mengejutkan dari pengumuman yang dibuat pekan lalu itu menambah kebingungan atas tindakan keras Amerika Serikat terhadap perusahaan yang dikatakan terkait dengan militer China.
Dolar Aussie, barometer  risk appetite  yang juga cenderung mengikuti pergerakan yuan, melejit 1,4% menjadi USD0,7772, setelah naik ke posisi USD0,77775, level tertinggi sejak April 2018.
Euro naik 0,42% menjadi USD1,23 sementara yen Jepang menguat 0,45% versus  greenback  di 102,64 per dolar.
Poundsterling diperdagangkan terakhir pada USD1,363, naik 0,45%, setelah dibayangi lonjakan infeksi varian baru virus korona yang menyebar cepat di Inggris, dengan pemerintah menetapkan penutupan nasional ketiga dalam upaya untuk mengekang penyebaran tersebut.
Pound turun 0,73% pada sesi Senin, terbesar sejak 10 Desember, setelah sebelumnya naik menjadi USD1,3703, level yang tidak terlihat sejak Mei 2018.
Pada akhir perdagangan di New York,  greenback  turun menjadi 0,8779 franc Swiss dari 0,8806 franc Swiss, dan melemah ke posisi 1,2667 dolar Kanada dari 1,2772 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM