Ipotnews - Aset safe-haven yen melemah, Rabu, di tengah tanda-tanda China berupaya mengatasi ancaman ekonomi dari virus korona, yang mendukung kepercayaan investor karena penyebaran wabah tersebut tampaknya melambat.
China mencatat kenaikan infeksi baru harian terendah sejak 29 Januari, yang dilihat beberapa investor sebagai indikasi upaya penahanan itu berhasil, demikian laporan Reuters , di Singapura, Rabu (19/2).
Sementara itu, laporan Bloomberg , mengutip sejumlah narasumber, menyebutkan China sedang mempertimbangkan suntikan tunai atau merger untuk menyelamatkan maskapai penerbangan yang terdampak virus juga mendukung minat terhadap risiko.
Itu mendorong yen ke sisi yang lebih lemah yaitu 110 per dolar, dan memberi sedikit dorongan pada mata uang Asia berbasis ekspor.
Namun, yuan China tetap berada dalam tekanan, menyentuh level terendah dua pekan setelah bank sentral menetapkan trading band yang lebih lembut dari perkiraan, dan karena investor memperkirakan pelonggaran moneter lebih lanjut.
"Ini adalah perang antara menunggu dan khawatir, dan merasa lega bahwa tingkat infeksinya melambat," kata analis Bank of Singapore, Moh Siong Sim.
Virus korona menyebabkan 2.004 kematian di China dan menginfeksi lebih dari 74.000 orang.
Sejumlah langkah untuk menahannya telah melumpuhkan ekonomi dan pasar tetap tertekan karena tingkat kerusakan terhadap perdagangan regional dan rantai pasokan global menjadi lebih jelas.
Yen diperdagangkan 0,2% lebih lemah menjadi 110,05 per dolar. Euro melayang di kisaran USD1,08, menghentikan kejatuhan yang mengirimnya ke level terendah tiga tahun tadi malam.
Dolar Selandia Baru dan Australia keduanya naik sekitar 0,1%.
Mata uang Antipodean itu, yang sangat terpapar China, kehilangan lebih dari 4,5% terhadap dolar AS tahun ini. Krone Norwegia, peka terhadap pertumbuhan global melalui ekspor minyak, merosot 6% dan jatuh ke level terendah dalam 18 tahun.
Investor akan mencermati risalah dari pertemuan Januari Federal Reserve, yang akan dirilis pada pukul 19.00 GMT, untuk wawasan tentang pemikiran bank sentral terkait risiko virus.
Data indeks pembelian manajer Eropa dan angka ekspor Korea paruh bulan, keduanya akan dirilis Jumat, juga bakal dicermati pelaku pasar. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM