Pertumbuhan dan Inflasi Amerika Diprediksi Lebih Cepat, "Greenback" Perkasa
Tuesday, March 02, 2021       04:19 WIB

Ipotnews - Indeks Dolar melesat ke level tertinggi tiga pekan, Senin, karena investor berspekulasi pada pertumbuhan dan inflasi yang lebih cepat di Amerika Serikat.
Sementara itu, dolar Australia menguat setelah bank sentral negara itu membeli lebih banyak obligasi ketimbang ekspektasi dalam upaya untuk membendung imbal hasil yang meningkat tajam, demikian laporan  Reuters,  di New York, Senin (1/3) atau Selasa (2/3) pagi WIB.
Dolar menguat dalam beberapa sesi terakhir bersama dengan  yield  surat utang Amerika di tengah ekspektasi bahwa pertumbuhan dan inflasi akan meningkat ketika pemerintah mempersiapkan stimulus fiskal yang baru, dan vaksinasi Covid-19 menjadi lebih luas.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun naik menjadi 1,432% pada sesi Senin, tetapi bertahan di bawah level tertinggi satu tahun 1,614% yang dicapai pada perdagangan Kamis.
Dolar diuntungkan "pada perbedaan imbal hasil, pada perbedaan ekspektasi pertumbuhan," dibandingkan negara lain, kata Boris Schlossberg, Direktur Pelaksana BK Asset Management di New York.
Namun, Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin, Senin, memperingatkan investor agar tidak mendahului bank sentral dalam mengantisipasi pengetatan moneter ketika ekonomi membaik.
Investor yang mengevaluasi kebijakan The Fed harus fokus pada pedoman "eksplisit" bank sentral itu tentang rencananya dan hasil ekonomi yang relevan, bukan pada menebak-tebak kapan suku bunga atau laju pembelian aset bulanan mungkin berubah, kata dia.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,28% menjadi 91,024, setelah sebelumnya mencapai 91,139, level tertinggi sejak 8 Februari.
Euro turun 0,21% terhadap  greenback  menjadi USD1,2045. Euro "melempem" karena kawasan itu jauh tertinggal dalam ekspektasi pertumbuhan.
"Semua orang menunggu Eropa untuk menyusul, baik di sisi vaksinasi dan kemudian di bagian stimulus. Ketika mereka melakukannya, itu menjadi bagian terakhir dari teka-teki yang benar-benar mendorong pertumbuhan global ke depan," ujar Schlossberg.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa akan mencegah kenaikan prematur dalam biaya pinjaman bagi perusahaan dan rumah tangga yang berjuang untuk mengatasi resesi akibat pandemi, ungkap Presiden ECB Christine Lagarde, Senin.
Dolar Australia rebound dari posisi terendah tiga pekan, Jumat, setelah Reserve Bank of Australia (RBA) meningkatkan pembelian obligasi menjadi AD4 miliar, mendorong ekspektasi bahwa bank sentral lain juga bakal membeli lebih banyak surat utang jika imbal hasil terus melonjak.
Langkah tersebut "mengatakan bahwa bank sentral memiliki kendali lebih besar atas pasar ketimbang spekulan, dan mereka dapat menenangkan kekhawatiran penghindaran risiko," kata Schlossberg.
Aussie terakhir di posisi USD0,7773, setelah jatuh ke USD0,7693 pada sesi Jumat.
RBA akan mengadakan pertemuan kebijakan bulanan, Selasa, dan pasar memperkirakan bank sentral itu bakal memperkuat panduan ke depan untuk tiga tahun lagi dengan suku bunga mendekati nol.
Mata uang  safe haven  yen mencapai 106,88 terhadap dolar, level terlemah sejak 28 Agustus. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru