Perundingan Stimulus Amerika Berlanjut, Wall Street Berakhir di Zona Merah
Thursday, October 22, 2020       04:52 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir di zona merah, Rabu, karena karena investor kecewa menunggu stimulus fiskal dari Kongres, dengan sesi perdagangan lainnya berlalu tanpa kemajuan signifikan dalam negosiasi.
Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 97,97 poin, atau 0,35%, menjadi 28.210,82, demikian laporan   CNBC   dan  AFP,  di New York, Rabu (21/10) atau Kamis (22/10) pagi WIB. Di awal sesi, indeks 30 saham unggulan itu diperdagangkan menguat lebih dari 100 poin.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 turun 0,22% atau 7,56 poin menjadi 3.435,56, sedangkan Nasdaq Composite Index berkurang 0,28% atau 31,80 poin menjadi 11.484,69.
Dalam sebuah wawancara dengan  MSNBC , Rabu, Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi, mengatakan dia berharap kedua belah pihak dapat menyelesaikan "bagian alokasi" dari RUU bantuan virus corona di kemudian hari.
Komentarnya muncul setelah kepala staf Gedung Putih Mark Meadows, Selasa, mengatakan Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin membuat "kemajuan yang baik" dalam pembicaraan stimulus. Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa mereka "masih memiliki jarak yang jauh" untuk kesepakatan dicapai.
"Pasar tampaknya terpaku pada apa yang kemungkinan akan menjadi perundingan stimulus sebelum pemilu yang mengalami kebuntuan," kata Yousef Abbasi, analis StoneX. "Senator Republik telah menolak proposal apa pun yang lebih besar dari 'skinny deal' mereka dan setiap indikasi adalah bahwa stimulus pra-pemilu terus menjadi upaya yang memiliki sedikit peluang untuk berhasil."
Percakapan Mnuchin dan Pelosi, Selasa, melanjutkan upaya menit-menit terakhir untuk membahas kesepakatan sebelum pemilu 3 November. Demokrat dan pemerintahan Presiden Donald Trump berjuang selama berbulan-bulan untuk mengatasi ketidaksepakatan mendasar atas langkah-langkah stimulus tambahan - termasuk jumlah dolar - ketika ekonomi terus merasakan beban akibat hantaman pandemi virus korona.
Ekonom Goldman Sachs, Alec Phillips, mencatat "masalah terbesar masih belum terselesaikan dan kesepakatan tampaknya tidak terlalu dekat".
"Dengan perbedaan besar dan sedikit waktu, sepertinya Pelosi dan Mnuchin tidak mungkin mencapai kesepakatan sebelum pemilu. Lebih penting lagi, bahkan jika kesepakatan secara prinsip diumumkan dalam beberapa hari mendatang, tampaknya sangat tidak mungkin kesepakatan itu akan disahkan sebelum pemilu," kata dia.
Bahkan jika Gedung Putih dan Demokrat membuat kesepakatan, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell akan membawa RUU itu ke lantai Senat untuk dilakukan pemungutan suara. McConnell mengatakan kepada kaukusnya, Selasa, dalam jamuan makan siang bahwa dia mendorong pemerintah untuk tidak menyetujui RUU stimulus karena khawatir tentang memecah belah Partai Republik beberapa hari sebelum pemilu.
"Harga saham terus merespons perubahan harian dalam asumsi menuju diloloskannya paket stimulus fiskal yang selama ini banyak diperebutkan," kata Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi CFRA .
"Meski kesepakatan bisa segera muncul dari DPR, kami pikir kesepakatan itu tidak akan disetujui oleh Senat," tutur dia sambil menambahkan meningkatnya infeksi Covid-19 juga membuat  trader  ketar-ketir.
Saham Netflix jatuh hampir 7% setelah perusahaan melaporkan laba yang mengecewakan dan mengumumkan penambahan jumlah pelanggan lebih sedikit dari perkiraan. Goldman Sachs dan Boeing adalah anggota Dow yang mencatat kinerja terburuk, masing-masing anjlok 2,5% dan 2%.
Penurunan tersebut agak dimitigasi oleh lonjakan 28,3% pada saham Snap. Saham perusahaan media sosial itu menguat karena laporan keuangan yang lebih kuat dari perkiraan untuk kuartal sebelumnya. Lonjakan Snap mendorong sahamnya ke posisi tertinggi sepanjang masa dan mendongkrak Facebook, Twitter, serta Alphabet.
Facebook ditutup 4,2% lebih tinggi dan Twitter melambung 8,4%. Saham Alphabet melesat 2,3%. Analis Deutsche Bank mengatakan dalam sebuah catatan bahwa kinerja Snap menyiratkan "anugerah bagi iklan online". (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM