Ipotnews - Hasil jajak pendapat Reuters menunjukkan, penilaian bearish pada sebagian besar mata uang Asia sedikit meningkat setelah rapat kebijakan Federal Reserve AS yang mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga tahun depan. Penilaian bullish terhadap yuan berbalik arah.
Rapat kebijakan September The Fed membiarkan suku bunga utama tidak berubah dan tidak mengumumkan dimulainya pengurangan pembelian aset, seperti yang diekspektasikan. Namun demikian Ketua Jerome Powell mengataka bahwa para anggota FOMC percaya bahwa terbuka kemungkinan tapering bisa berakhir pada pertengahan tahun depan, untuk kemungkinan dilanjutkan dengan kenaikan suku bunga.
Sikap The Fed mendorong kenaikan dolar AS ke level tertinggi dalam sebulan pada sesi perdagangan Kamis ini. Di pihak lain, sebagian besar mata uang Asia cenderung bergerak mendatar.
Jajak pendapat terhadap 11 responden menunjukkan, posisi yuan yang sedikit bullish sejak dua minggu lalu berbalik arah, di tengah kekhawatiran gagal bayar pengembang properti China Evergrande - penerbit junk bond terbesar di Asia dan komponen utama ekonomi China.
Kerugian dalam yuan, bagaimanapun, dibatasi setelah raksasa properti dengan banyak berhutang itu mengatakan akan melakukan pembayaran kupon obligasi pada Kamis ini. Kabar tersebut , mengurangi beberapa kekhawatiran kemungkinan default .
Posisi short won Korea Selatan naik ke level tertinggi sejak Maret tahun lalu, sementara posisi bearish naik signifikan pada baht Thailand dan peso Filipina.
Sementara itu, posisi long rupiah Indonesia menguat, semenjak Bank Indonesia membiarkan kebijakan suku bunga tetap stabil awal pekan ini. BI kuga mempertahankan kisaran target pertumbuhan 2021 tidak berubah.
Survei Reuters difokuskan pada apa yang diyakini para analis sebagai posisi pasar saat ini dalam sembilan mata uang pasar berkembang Asia: yuan Tiongkok, won Korea Selatan, dolar Singapura, rupiah Indonesia, dolar Taiwan, rupee India, peso Filipina, ringgit Malaysia, dan baht Thailand.
Survei Reuters difokuskan pada apa yang diyakini para analis sebagai posisi pasar saat ini dari sembilan mata uang emerging market Asia; yuan Tiongkok, won Korea Selatan, dolar Singapura, rupiah Indonesia, dolar Taiwan, rupee India, peso Filipina, ringgit Malaysia, dan baht Thailand.
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM