Ipotnews - Nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dolar AS sepanjang akhir 2022 hingga November 2023.
Mengutip data Ipotnews, rupiah ditutup pada level Rp15.510 per dolar AS, Kamis (30/11) petang, menguat 0,40% dibandingkan Jumat (30/12/2022) yang bertengger di posisi Rp15.573.
Macroeconomic Analyst PT Bank Danamon Indonesia Tbk (), Irman Faiz, mengatakan penguatan tipis rupiah karena adanya kemungkinan berakhirnya siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve.
"Peluang ini memberikan sentimen positif bagi emerging market termasuk Indonesia," kata Irman, saat dihubungi Ipotnews, Sabtu (2/12).
Inflasi yang terjaga dan imbal hasil yang menarik membuat investor asing masuk ke pasar obligasi domestik. Kondisi ini juga menjadi tenaga pendorong penguatan rupiah.
"Pada akhir Desember, kami perkirakan penguatan rupiah menuju Rp15.200-15.300 per dolar AS. Bergantung pada keputusan the Fed pada pertemuan 12 Desember," ujar Irman.
Komite Pasar Terbuka Federal ( FOMC ) diprediksi mempertahankan suku bunga tidak berubah di kisaran 5,25%-5,5%. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan suku bunga the Fed masih berpotensi naik bulan ini.
Meski demikian, berdasarkan asesmen terbaru BI dan perkembangan pertemuan FOMC terakhir, Perry mengatakan probabilitas kenaikan suku bunga pada Desember lebih kecil dibandingkan perkiraan sebelumnya.
"Masih ada kemungkinan naik, tapi probabilitasnya turun. Pernah kami sampaikan 40%, sekarang probabilitasnya masih ada 10%, jadi rendah," katanya dalam konferensi pers, Kamis (23/11).
Pertumbuhan ekonomi Amerika sampai kuartal III-2023 masih cukup kuat. Namun laju inflasi AS hingga Oktober sudah menunjukkan tren melandai, meski cenderung lambat mencapai target 2%. (Adhitya/ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM