SARS-CoV-2 Bisa Menjadi Virus Musiman, Mengetahui Tingkat Kekebalan Dalam Populasi Bisa Menjadi Kunci Pengendalian
Monday, May 25, 2020       16:39 WIB

Ipotnews - Sebuah kajian terbaru, membahas temuan dari lebih dari 40 studi tentang kekebalan terhadap virus korona dan apa artinya bagi pandemi Covid-19. Kajian yang ditulis oleh para ahli virologi terkemuka Inggris itu, membahas tentang respon kekebalan terhadap virus SARS -CoV-2 dan virus korona lainnya, dan bagaimana dapat digunakan untuk menyusun strategi pengendalian virus.
Ulasan yang dimuat dalam Journal of General Virology (JGV) itu, mengumpulkan bukti ilmiah yang tersedia di sejumlah bidang utama, termasuk berapa lama kekebalan terhadap virus korona dapat bertahan dan prospek pengujian antibodi.
Dalam ulasannya, Profesor Paul Kellam dan Wendy Barclay dari Imperial College London memeriksa apa yang sejauh ini diketahui sebagai kekebalan terhadap virus korona, termasuk SARS , MERS dan empat jenis virus korona musiman yang beredar pada manusia setiap musim dingin.
Dalam artikelnya mereka menyebutkan bahwa SARS -CoV-2 dapat menjadi virus korona musiman kelima dengan epidemi virus yang berlangsung selama beberapa tahun ke depan.
" SARS -CoV-2 adalah virus baru pada manusia dan oleh karena itu kita harus belajar dengan cepat tentang banyak sifat dasarnya. Dengan ketiadaan data seperti itu untuk sekarang ini, kita dapat mencoba membuat prediksi tentang respon kekebalan terhadap SARS -CoV-2 dengan memeriksa kembali apa yang kita ketahui tentang dua epidemi virus korona pada manusia, yaitu SARS dan MERS , dan empat virus korona musiman pada manusia. Kita perlu berhati-hati untuk terlalu banyak menyimpulkan, tetapi ini adalah tempat yang baik untuk memulai," imbuhnya seperti dikutip laman  news.-medical.net  (22/5).
"Kita tidak benar-benar tahu apa yang terjadi pada jalur virus korona baru pada manusia yang menjadi infeksi musiman endemik, tetapi bisa jadi ketika keempat virus korona musiman pertama kali melompat dari hewan ke manusia, mereka seperti mengalami transmisi dan patogenesis SARS -CoV-2 dalam diri mereka," tulis Kelam.
"Seiring waktu, dengan meningkatnya kekebalan populasi terhadap virus korona musiman, jumlah penyakit parah mungkin menurun. Namun, virus korona musiman masih dapat menyebabkan pneumonia pada beberapa orang," ia menambahkan.
Sejumlah faktor, termasuk tingkat keparahan penyakit mempengaruhi berapa lama perlindungan antibodi terhadap SARS dan MERS berlangsung. Penelitian telah menunjukkan bahwa perlindungan antibodi berkurang dari waktu ke waktu. Untuk virus korona musiman di mana penyakitnya ringan, bahkan ada laporan infeksi berulang setelah hanya 80 hari.
"Kita perlu mencari tahu banyak hal tentang kekebalan SARS -CoV-2, seperti seberapa baik respon kekebalan dan berapa lama berlangsungnya. Kita juga perlu memahami apakah orang dengan infeksi ringan atau tanpa gejala mengembangkan respons kekebalan yang kuat atau lemah, dan sifat kekebalan terukur apa yang dapat memprediksi perlindungan dari infeksi," ungkap Kellam.
"Ketika kita mengetahui lebih banyak tentang hal-hal ini, kita akan lebih dapat memahami bagaimana infeksi SARS -CoV-2 akan berlanjut dari waktu ke waktu. Namun, vaksin bukan infeksi, oleh karena itu kemungkinan beberapa kandidat vaksin akan lebih baik dalam menginduksi kekebalan dan perlindungan jangka panjang dari infeksi."
Para penulis juga membahas tes antibodi yang tersedia untuk SARS -CoV-2 dan menjelaskan perbedaan antara tes-tes tersebut, keakuratan dan keterbatasannya. Mengetahui tingkat kekebalan terhadap SARS -CoV-2 dalam populasi bisa menjadi kunci dalam mengendalikan penyebaran penyakit dan memahami berapa banyak orang yang berisiko terinfeksi.
"Memahami respon kekebalan terhadap virus-virus ini, sudah ada di pikiran banyak orang. Mulai dari audiensi publik tentang vaksin, pengujian dan antibodi, hingga pembuatan kebijakan, dan para ilmuwan yang bekerja pada atau dengan minat pada pandemi saat ini." kata Alain Kohl, Wakil Pemimpin Redaksi JGV.
Pemimpin Redaksi Paul Duprex menambahkan: "Tinjauan ini memberikan gambaran terkini, dan penelitian luar biasa tentang bidang ini. Banyak orang akan menemukan bidang atau topik yang menarik dalam artikel ini, yang seharusnya membantu mereka memahami diskusi penting yang sedang terjadi. Kami senang melihatnya diterbitkan di jurnal." (News Medical Life Sciences)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM