Saat Ekonomi Terkontraksi, Diversifikasi Portofolio Untuk Tekan Risiko Investasi
Thursday, October 08, 2020       16:53 WIB

Ipotnews - PT Bank Commonwealth menyarankan, saat pertumbuhan ekonomi terkontraksi dan adanya ketidakpastian yang tinggi, mestinya para investor memutuskan untuk mendiversifikasi portofolio dalam upaya menekan risiko investasi.
Menurut Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth, Ivan Jaya di Jakarta, Kamis (8/10), sejak awal tahun ini Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) sudah terkoreksi 21,79 persen ke level 4.026 pada penutupan perdagangan di akhir pekan lalu.
Dia memperkirakan, pasar keuangan masih akan menghadapi volatilitas yang tinggi akibat risiko geopolitik, yakni pemilihan presiden Amerika Serikat pada November 2020, eskalasi tensi hubungan AS-China dab Brexit di akhir 2020, serta pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2020 yang diproyeksikan tetap terkontraksi.
"Langkah yang paling bijak dilakukan investor untuk tetap berinvestasi pada situasi seperti ini adalah memastikan bahwa portfolio investasi telah terdiversifikasi dengan baik, sesuai dengan profil risiko masing-masing. Di tengah ketidakpastian yang tinggi, diversifkasi portofolio dapat menurunkan risiko investasi," papar Ivan.
Dia menjelaskan, agar dapat berinvestasi dengan nyaman di saat market bergerak volatile, maka investor yang memiliki profil risiko berimbang, porsi diversifikasi investasi yang bijak untuk diterapkan adalah di kelas aset saham dan aset pendapatan tetap atau obligasi.
Untuk kelas aset saham, lanjut Ivan, investor bisa fokus pada reksa dana dengan strategi investasi pada saham berkapitalisasi besar. "Underlying dari reksa dana ini umumnya akan lebih baik dalam menghadapi goncangan pergerakan market," ujarnya.
Selain itu, untuk investor dengan profil risiko moderat dapat menempatkan investasinya dengan porsi di reksa dana saham sebesar 15 persen, reksa dana pendapatan tetap atau obligasi 30 persen dan reksa dana pasar uang sebesar 55 persen.
Investor dengan profil risiko growth dapat berinvestasi dengan porsi di reksa dana saham sebesar 60 persen, reksa dana pendapatan tetap atau obligasi 20 persen dan reksa dana pasar uang 20 persen. "Instrumen investasi yang saat ini menarik untuk dilirik adalah ORI018," kata Ivan.(Budi)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM