Sabar ya... Pegang Emas Antam Lagi Nggak Cuan Nih
Monday, May 09, 2022       10:40 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia -Setelah libur panjang,harga beli emas batangan yang dijual oleh PT Aneka Tambang (Persero)Tbk() menguat tipis pada perdagangan hari ini, Kamis (28/4/2022). Sementara itu harga  buyback  terpantau stabil.
Melansir data dari situs  logammulia.com , harga emas batangan produk 1 gram di Rp 977.000/batang, naik Rp 2.000/gram atau 0,2% dari posisi sebelumnya.
Mengikuti harga beli, harga buyback ( harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) tak ada perubahan dibanding perdagangan terakhir. Pada perdagangan hari ini harga emas buyback tercatat Rp 876.000/gram.
"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.
Harga emas Pegadaian berada dalam tren turun selama dua pekan perdagangan, membuatnya makin murah. Penyebabnya adalah tren harga emas dunia yang jadi acuan emas Antam melemah selama tiga pekan beruntun.Pekan lalu harga emas acuan di pasar spot  drop 0,71% dan anjlok 2,55% secara bulanan.
Pelemahan harga emas dipengaruhi menguatnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang menyentuh level tertingginya sejak dua dekade. Akhir pekan lalu, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menyentuh level tertingginya dalam 20 tahun yang berada di level 104,07. Level tersebut menjadi yang tertinggi sejak Desember 2002, kemudian kembali jatuh ke 103,64.
Hal ini membuat emas yang dibanderol dengan  greenback  menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Permintaan menjadi turun, harga mengikuti.
Tingginya mata uang Paman Sam karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin pada Kamis pekan lalu waktu Indonesia.Tidak hanya menaikkan suku bunga, The Fed juga akan mengurangi nilai neracanya, sehingga likuiditas di perekonomian Amerika Serikat akan terserap lebih banyak. Harapannya inflasi bisa terkendali.
Terserapnya likuiditas artinya jumlah dolar AS yang beredar menjadi berkurang, alhasil nilainya pun terus menanjak.
Tak hanya berdampak kepada dolar, kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil ( yield ) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak 2018 di 3,106% pada perdagangan akhir pekan lalu. Hal serupa terjadi pada yield obligasi tenor 30 tahun yang naik 12 basis poin ke 3,126%.
Wajar saja jika emas menjadi kurang menarik, pasalnya emas tidak menawarkan imbal hasil, tidak seperti, katakanlah, obligasi. Oleh karena itu, si logam kuning ini cenderung tidak diminati investor ketika suku bunga naik.
(ras/ras)

Sumber : www.cnbcindonesia.com

powered by: IPOTNEWS.COM