Sentimen Regional Kenaikan Kasus Virus Korona Tekan Sebagian Besar Mata Uang EM Asia
Monday, April 06, 2020       14:37 WIB

Ipotnews - Sebagian besar mata uang  emerging market  Asia melemah, sentimen investor memburuk merespon kenaikan kasus virus korona regional, menimbulkan kekhawatiran akan krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Sentimen suram di pasar valuta asing Asia bertolak belakang dengan pergerakan ekuitas regional dan global yang meningkat, didukung oleh perlambatan nyata laju penambahan infeksi virus korona di negara-negara Eropa.
jumlah kasus virus Korona baru melonjak di China, sementara Jepang bersiap untuk memasuki keadaan darurat untuk mencegah penyebaran virus. Singapura mencatatkan kenaikan harian terbesar kasus infeksi pada hari Minggu kemarin.
Reuters melaporkan Dolar Singapura sedikit melemah menjelang pengumuman paket stimulus ketiga oleh pemerintahnya. Yen Jepang tetap mengalami tekanan terhadap dolar.
"Dua anggaran terakhir (Singapura) mungkin memberikan sedikit kelonggaran terhadap sentimen pasar lokal yang mengkhawatirkan situasi Covid-19," kata Jingyi Pan, ahli strategi pasar di IG, seperti dikutip Reuters, Senin (6/4).
Analis sebelumnya juga memperingatkan kontraksi tajam dalam PDB kuartal II Singapura saat ini. Dolar AS mempertahankan daya tarik sebagai  safe haven  dan menguat terhadap mata uang pesaingnya, meski laporan penggajian non-pertanian menunjukkan hilangnya pekerjaan besar-besaran di AS pada pekan terakhir Maret lalu.
Sentimen dipasar mata uang Asia merupakan, "pukulam untuk pertumbuhan  emerging market  yang diperparah oleh perlambatan ekonomi maju dan China ... ketergantungan EM pada aliran portofolio global juga ikut membeban," ungkap analis Barclays dalam catatannya kepada klien.
"Langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral inti telah menimbulkan stabilitas pasar untuk saat ini, tetapi sentimen tetap rentan dan aset yang sensitif terhadap siklus seperti mata uang EM kemungkinan akan tetap di bawah tekanan," imbuh Barclays.
Peso Filipina, won Korea Selatan dan Rupiah Indonesia turun antara 0,1% dan 0,3%. Filipina dan Indonesia melaporkan lompatan yang cukup besar kasus infeksi virus korona pada akhir pekan kemarin.
Ringgit Malaysia melemah 0,4% dan berada pada level penurunan untuk sesi keempat berturut-turut karena terpukul oleh harga minyak mentah.
Harga minyak tergelincir pada hari Senin setelah negosiasi Arab Saudi dan Rusia untuk pemangkasan produksi tertunda dan kelebihan pasokan terus berlangsung.
Sementara itu, setelah tiga sesi penurunan berturut-turut, Dolar Taiwan diperdagangkan lebih tinggi. Sedangkan pasar di Cina daratan, India dan Thailand hari ini libur. (Reuters)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM