Sikap The Fed Masih Masih Menghantui Pasar, Dolar Jatuh ke Level Terendah 1 Bulan
Friday, July 30, 2021       05:56 WIB

Ipotnews - Dolar jatuh ke level terendah satu bulan, Kamis, sehari setelah Federal Reserve mengatakan pasar tenaga kerja masih memiliki "beberapa alasan untuk di-cover" sebelum tiba saatnya untuk melonggarkan stimulus moneter, menghentikan reli  greenback  selama sebulan.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, turun 0,383% menjadi 91,905, level terendah sejak 29 Juni.
Euro naik 0,35% terhadap dolar, menjadi USD1,1885, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (29/7) atau Jumat (30/7) pagi WIB.
"Keperkasaan dolar atas euro tampaknya berakhir karena The Fed sepertinya masih jauh untuk melakukan  tapering  ketika ekonomi perlahan-lahan mencapai kemajuan substansial di pasar tenaga kerja," kata Edward Moya, analis OANDA.
Indeks tersebut, yang masih melonjak 1,6% sejak pertemuan Juni The Fed, setelah pergeseran  hawkish  dari bank sentral itu, mendapat sedikit dukungan dari data produk domestik bruto Amerika yang dirilis Kamis.
Data menunjukkan kendati ekonomi Amerika tumbuh kuat pada kuartal kedua, didorong bantuan besar-besaran pemerintah, pertumbuhannya jauh dari ekspektasi ekonom.
PDB tumbuh pada tingkat tahunan 6,5% di kuartal terakhir, ungkap Departemen Perdagangan, Kamis, jauh di bawah ekspektasi sejumlah ekonom yakni 8,5%, yang disurvei  Reuters. 
"Dengan dolar yang sudah berada di bawah tekanan hari ini (Kamis) karena lingkungan risiko relatif stabil dan pasar menerima retorika  dovish  dari Chairman The Fed (Jerome) Powell kemarin (Rabu), penurunan hampir 2 poin persentase dari ekspektasi pada PDB kuartal kedua tidak banyak membantu meringankan  greenback,"  kata Simon Harvey, analis Monex Europe.
Imbal hasil US Treasury cenderung lebih rendah setelah pernyataan The Fed, Rabu, dengan imbal hasil riil yang disesuaikan dengan inflasi jatuh ke level terendah baru, membebani dolar AS.
"Jika kurva imbal hasil terus meningkat secara perlahan dengan selera risiko tetap ada, penurunan dolar dapat meningkat dalam beberapa pekan mendatang," kata Moya.
Pasar menilai pengumuman The Fed, Rabu, sebagai hal yang positif bagi risiko karena membiarkan skenario suku bunga yang lebih rendah untuk jangka waktu yang lebih lama, kata Brad Bechtel, Kepala FX Global di Jefferies.
"Dikombinasikan dengan komentar menenangkan dari pejabat China tentang niat mereka mengenai IPO di Amerika dan tindakan keras regulasi yang mereka mulai...pasar ditetapkan untuk reli kecil yang bagus tadi malam," katanya.
China meningkatkan upaya untuk menenangkan kegelisahan investor setelah kejatuhan pasar pekan ini dengan memberi tahu pialang asing agar tidak "melebih-lebihkan" tindakan regulasi terbarunya.
Dolar Australia dan Selandia Baru, yang bergantung pada pertumbuhan ekonomi dunia dan China, masing-masing naik 0,33% dan 0,7%.
Nada dolar AS yang lebih lemah dan penurunan kasus virus korona di Inggris membantu mengangkat poundsterling ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan terhadap  greenback.  (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM