Sky Energy (JSKY) incar pasar domestik dan mancanegara
Thursday, July 18, 2019       20:12 WIB

JAKARTA - PT Sky Energy Indonesia Tbk () menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30% year on year (yoy) pada tahun 2019 melalui sejumlah strategi yang telah disiapkan perseroan.
Presiden Direktur PT Sky Energy Indonesia Jackson Tandiono bilang ada potensi besar dalam pengembangan tenaga surya baik di tanah air maupun di luar negeri. "Kami sudah sejak 2013 memulai ekspor ke Amerika, Kanada dan Eropa, porsi penjualan 50% untuk ekspor," sebut Jackson, Kamis (18/7).
Lebih jauh Jackson menyebut, terus berupaya menjaga agra sektor domestik dan mancanegara tetap memiliki porsi yang berimbang. Selama ini, menurut Jackson, telah terlibat hampir 10 tahun dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan ketersediaan listrik di daerah tertinggal.
Dalam laporan keuangan perseroan, pada akhir tahun 2018, pendapatan tercatat sebesar Rp 424,7 miliar atau meningkat 2,01% yoy dibanding periode yang sama ditahun sebelumnya sebesar Rp 416,32 miliar. Sementara laba bersih perseroan sebesar Rp 23,7 miliar atau meningkat 4,51% yoy dimana pada penghujung 2017 laba bersih yang diraup sebesar Rp 22,67 miliar.
Adapun pada kuartal pertama 2019,Pendapatan sebesar Rp 126,34 miliar atau meningkat 21,14% yoy dibanding periode yang sama ditahun sebelumnya sebesar Rp 104,29 miliar. Sementara, laba bersih sebesar Rp 8,4 miliar atau meningkat 39,42% yoy, sebab pada periode yang sama ditahun sebelumnya laba bersih tercatat sebesar Rp 6,02 miliar.
Optimisme didukung dengan rencana perseroan untuk mendirikan empat area service center yang tersebar di Jakarta. Pembangunan empat service center akan dimulai bertahap terhitung sejak akhir tahun 2019. Sayangnya Jackson masih enggan menyebut besaran capex yang disiapkan perseroan. "Kami masih mengkaji kebutuhan yang ada berdasarkan beberapa rencana pengembangan dan pendanaan akan terungkap saat RUPSLB pekan depan," jelas Jackson.
Lebih jauh Jackson menyebut sejauh ini pendanaan memang bersumber dari internal dan eksternal. Namun mayoritas memang bersumber dari internal kas perseroan. Demi mencapai target pertumbuhan 30%, merencanakan akan mulai mengadopsi skema business to customer (b2c). "Untuk itulah kita bangun service center agar lebih dekat dengan customer kita," ungkap Jackson.
Selain langkah tersebut, Jackson menambahkan, juga akan menyasar sejumlah developer hunian. "Akan lebih mudah masuk ketika rumah masih dalam tahapan awal pembangunan, bisa saja nanti perumahan dengan modul surya terpasang akan mengadopsi skema KPR," tandas Jackson.

Sumber : KONTAN.CO.ID

powered by: IPOTNEWS.COM