Terapkan Lockdown Longgar, Penurunan Ekonomi Swedia Tak Separah Negara Eropa Lain
Saturday, May 30, 2020       15:41 WIB

Ipotnews - Ekonomi Swedia berkembang pada tingkat yang jauh lebih unggul daripada kebanyakan negara Eropa selama tiga bulan pertama tahun ini, data yang diterbitkan Jumat menunjukkan, menyusul keputusan pemerintah untuk tidak memberlakukan lockdown total untuk menahan penyebaran virus SARS Cov-2 (covid-19).
Kantor statistik negara Nordik tersebut melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB), yang mengukur kesehatan ekonomi secara umum, tumbuh pada tingkat tahunan 0,4% pada kuartal pertama 2020.
PDB Swedia meningkat sebesar 0,1% pada kuartal pertama, ketika disesuaikan secara musiman dan dibandingkan dengan tiga bulan terakhir tahun 2019. Perkiraan median dalam jajak pendapat Reuters dari para ekonom sebelumnya memperkirakan negara itu akan mengalami kontraksi 0,6% secara kuartalan.
Langkah-langkah penguncian wilayah dilakukan menjelang akhir kuartal pertama. Akibatnya, para ekonom meyakini negara-negara yang melakukannya akan melaporkan kontraksi yang bahkan lebih tajam selama tiga bulan ke depan tahun ini.
Itu terjadi pada saat Swedia memiliki tingkat kematian coronavirus tertinggi di dunia.
Apa yang sedang terjadi di Swedia?
Pemerintah Swedia merekomendasikan warganya untuk tetap tinggal dan bekerja di rumah, jika memungkinkan. Selain itu dilakukan juga langkah-langkah jarak sosial, tetapi orang tetap bebas untuk mengunjungi bar dan restoran, dan siswa di bawah 16 tahun tetap dipebolehkan pergi ke sekolah.
Strategi berlawanan dengan kebanyakan negara Eropa itu dirancang Swedia untuk memungkinkan orang terpapar virus membangun kekebalan di antara populasi umum sambil melindungi kelompok-kelompok berisiko tinggi seperti orang berusia lanjut.
Kepala ahli epidemiologi Swedia mengatakan kepada CNBC bulan lalu bahwa ibu kota Stockholm bisa menuju apa yang disebut "kekebalan kawanan" dalam beberapa minggu, meskipun ada keraguan apakah ini telah tercapai.
Hingga saat ini, Swedia telah melaporkan 35.727 kasus virus corona, dengan 4.266 kematian, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Yang pasti, Swedia telah mencatat lebih banyak infeksi dan kematian Covid-19 dibandingkan semua negara tetangganya di Nordic - Finlandia, Denmark, Norwegia, dan Islandia.
Data yang diterbitkan oleh Our World in Data menunjukkan Swedia saat ini memiliki tingkat kematian harian tertinggi per kapita di negara mana pun di seluruh dunia. Pada 28 Mei, Swedia melaporkan, secara rata-rata selama tujuh hari terakhir, 5,5 kematian per sejuta populasi per hari.
Secara komparatif, Brasil telah mencatat 4,5 kematian per sejuta per hari secara rata-rata selama seminggu terakhir, sedangkan AS telah melaporkan 3 kematian per sejuta populasi per hari sejak 21 Mei.
Berbicara pada jumpa pers awal bulan ini, Dr. Michael Ryan, direktur eksekutif program darurat kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia, menggambarkan strategi kekebalan kawanan sebagai "perhitungan yang benar-benar berbahaya."
Ryan menambahkan, sangat salah bagi sebuah negara untuk berpikir bahwa pendekatan seperti itu akan "secara ajaib" membuat populasi mereka kebal.
"Satu tahun untuk dilupakan"
Bulan lalu, bank sentral Swedia mengatakan pandemi telah merusak bisnis dan rantai pasokan negara dan memperingatkan banyak dunia usaha akan "terpukul keras," dengan banyak orang kemungkinan akan kehilangan pekerjaan mereka dalam beberapa bulan mendatang.
The National Institute of Economic Research, sebuah lembaga think tank yang disegani, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada 29 April bahwa mereka percaya ekonomi Swedia akan menyusut 7% tahun ini, dengan pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 10,2%.
"Meskipun perekonomian Swedia bernasib lebih baik daripada negara-negara yang paling parah terkena dampaknya, sebagai akibat dari penguncian yang relatif ringan, tetap ada satu tahun (2020) untuk dilupakan," David Oxley, ekonom senior Eropa di Capital Economics, mengatakan dalam sebuah catatan riset diterbitkan Kamis.
"Kami memperkirakan penurunan PDB tahun ini secara keseluruhan berada di ruang yang sama dengan di Jerman," tambahnya.
PDB Jerman turun pada tingkat tahunan sebesar 2,3% dalam tiga bulan pertama tahun ini. Kantor Statistik Jerman memperkirakan mesin pertumbuhan Eropa akan mencatat penurunan 10% dalam PDB untuk kuartal kedua 2020, tergantung pada keberhasilan mengakhiri lockdown.
Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, memperkirakan tingkat pertumbuhan Uni Eropa akan berkontraksi sebesar 7,4% tahun ini. Perkiraan itu mencerminkan guncangan ekonomi terburuk sejak Depresi Hebat pada 1930-an.( CNBC )

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM