Terbebani Data Makro Amerika yang Optimistis, Emas Merosot
Wednesday, July 17, 2019       04:15 WIB

Ipotnews - Harga emas melemah, Selasa, setelah data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan menurunkan ekspektasi pemotongan suku bunga secara agresif oleh Federal Reserve, mendorong dolar.
Harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD1.408,74 per ounce pada pukul 24.36 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Selasa (16/7) atau Rabu (17/7) dini hari WIB. Emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 0,2 persen menjadi USD1.411,20 per ounce.
"Pasar (emas) lebih bergantung pada faktor makro untuk didorong lebih tinggi. Jika kita terus melihat data yang lebih kuat seperti angka ritel, itu menghadirkan tekanan bagi pasar," kata Suki Cooper, analis Standard Chartered Bank.
"Agenda utama yang dicermati pasar adalah pertemuan FOMC Juli dan ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed, dan kita melihat bahwa ekspektasi sedikit menurun."
Departemen Perdagangan AS mengatakan penjualan ritel naik 0,4 persen pada bulan lalu karena rumah tangga meningkatkan pembelian kendaraan bermotor dan berbagai barang lainnya.
Dolar naik 0,5 persen terhadap sejumlah rival utama karena data Amerika yang optimistis, membuat aset berdenominasi  greenback  lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
"Kita melihat kembalinya ke skenario 'berita besar merupakan berita buruk' di mana sejumlah data yang kuat, yang dapat mencegah The Fed untuk memotong suku bunga, memiliki implikasi besar pada pasar," kata analis OANDA, Craig Erlam.
Presiden Donald Trump mengatakan Washington masih memiliki jalan yang panjang untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan China tetapi dapat mengenakan tarif jika diperlukan.
Trump sebelumnya mengatakan melambatnya pertumbuhan ekonomi China menunjukkan tarif AS memiliki "pengaruh besar" dan Washington dapat menambah tekanan.
"(Penurunan harga tersebut) adalah karena kombinasi dari pertumbuhan ekonomi yang lemah di China bersama dengan aksi jual yang didorong secara teknikal setelah mencapai level resistance yang kuat," kata David Meger, Direktur Perdagangan High Ridge Futures, sambil menambahkan, komentar Trump "menambah katalis negatif."
Sementara itu, palladium spot anjlok lebih dari tiga persen, menyentuh level terendah dalam tiga pekan di posisi USD1.510 per ounce. Logam itu terakhir merosot sekitar 3,3 persen menjadi USD1.516,43 per ounce.
Logam  auto-c  atal  y  s  t  itu secara singkat melampaui level psikologis kunci USD1.600, Kamis, level terakhir yang disentuh pada Maret. Kegagalan untuk mempertahankan di atas level tertinggi baru-baru ini memicu aksi ambil untung, kata Meger.
Di antara logam mulia lainnya, perak melonjak 1,5 persen menjadi USD15,62 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak 28 Februari di posisi USD15,69 pada awal sesi. Platinum naik 0,2 persen menjadi USD840,98 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak 15 Mei, yakni USD850,62 per ounce. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Saturday, Apr 27, 2024 - 12:06 WIB
Bos BCA Buka-Bukaan Alasan Rupiah Jeblok, Bukan Iran-Israel
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:50 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KKGI
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:45 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BBTN
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:41 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PTMP
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:38 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of CBUT
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:35 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of ASLC
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:31 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AALI
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:28 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of COCO
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:25 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of HEAL
Saturday, Apr 27, 2024 - 10:28 WIB
Mitigasi Dampak Memanasnya Geopolitik Global, PGAS Bakal Optimalkan LNG