Ipotnews - Indeks S&P 500 ditutup sedikit berubah, Rabu, tetapi menjauh dari sesi terendahnya setelah Federal Reserve mengatakan pemulihan ekonomi Amerika Serikat tetap berada di jalurnya dan Chairman Jerome Powell menegaskan bank sentral masih jauh dari mempertimbangkan menaikkan suku bunga.
Menghambat pergerakan pasar, saham raksasa teknologi Apple Inc anjlok 1,2% setelah memperkirakan pertumbuhan pendapatan yang melambat.
Indeks berbasis luas S&P 500 mengakhiri sesi dengan penurunan tipis 0,02% atau 0,82 poin menjadi 4.400,64, demikian laporan Reuters dan CNBC , di New York, Rabu (28/7) atau Kamis (29/7) pagi WIB.
Sementara itu, Nasdaq Composite Index naik 0,7% atau 102,01 poin menjadi 14.762,58. Sedangkan Dow Jones Industrial Average merosot 127,59 poin, atau 0,36%, menjadi 34.930,93. Indeks blue-chips itu mundur dari rekor di sesi sebelumnya, menghentikan penguatan lima hari beruntun.
Dalam konferensi pers setelah rilis pernyataan kebijakan terbaru dari The Fed, Powell juga mengatakan pasar tenaga kerja Amerika masih memiliki "beberapa alasan untuk di- cover " sebelum tiba saatnya untuk menarik kembali dukungan ekonomi yang diberikan bank sentral pada musim semi 2020 untuk melawan guncangan ekonomi akibat pandemi virus korona.
"Sepertinya mungkin hal yang paling positif bagi pasar adalah bahwa mereka sama sekali tidak menaikkan suku bunga," kata Alan Lancz, Presiden Alan B. Lancz & Associates Inc, perusahaan investment advisory yang berbasis di Toledo, Ohio.
Tepat setelah pernyataan The Fed, indeks S&P 500 membalikkan sedikit penurunan meski masih berakhir sedikit lebih rendah pada hari itu.
Investor khawatir tentang bagaimana kenaikan inflasi dan lonjakan kasus Covid-19 dapat memengaruhi rencana The Fed untuk mulai menarik stimulusnya.
Bank sentral juga mengatakan bahwa inflasi yang lebih tinggi tetap merupakan hasil dari "faktor sementara." The Fed mempertahankan suku bunga acuan overnight mendekati nol dan tidak mengubah program pembelian obligasinya.
Nasdaq berakhir lebih tinggi dan saham induk usaha Google, Alphabet Inc, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa karena lonjakan belanja iklan membantu membukukan rekor kuartalannya. Sahamnya berakhir naik 3,2%.
Pernyataan The Fed diumumkan setelah menyelesaikan pertemuan kebijakan dua hari terakhirnya.
"Mereka memiliki kesempatan untuk memberi sinyal bahwa mereka akan menjadi lebih hawkish dan mereka memilih untuk tidak mengambilnya. Yang paling penting adalah mereka dapat diprediksi dan tetap bisa diprediksi," kata Ellen Hazen, Portfolio Manager F.L. Putnam Investment Management, di Wellesley, Massachusetts.
Dalam berita laporan lainnya, Microsoft Corp berakhir turun 0,1% bahkan ketika ledakan layanan cloud membantunya mengalahkan ekspektasi Wall Street untuk pendapatan dan laba.
Saham Boeing meroket hampir 4,2% setelah raksasa kedirgantaraan itu membukukan laba pertamanya sejak kuartal ketiga 2019, berkat rebound dalam pengiriman pesawat.
Saham Pfizer melesat 3,2% setelah perusahaan melaporkan laba yang lebih kuat dari ekspektasi dan menaikkan perkiraan penjualan 2021 untuk vaksin Covid. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM