Wall Street "Melempem" Jelang Rilis Kinerja Kuartalan dan Data Inflasi Amerika
Wednesday, October 13, 2021       05:13 WIB

Ipotnews - Indeks saham Wall Street ditutup lebih rendah untuk sesi ketiga berturut-turut, Selasa, menjelang rilis data inflasi dan dimulainya musim laporan keuangan kuartal ketiga.
Dow Jones Industrial Average turun 117,72 poin, atau 0,34%, menjadi 34.378,34, demikian laporan   CNBC  dan  Reuters,  di New York, Selasa (12/10) atau Rabu (13/10) pagi WIB.
Sementara, indeks berbasis luas S&P 500 melemah 0,24% atau 10,54 poin menjadi 4.350,65. Enam dari 11 sektor utama S&P 500 mengakhiri sesi di zona merah, dengan jasa komunikasi mencatat penurunan persentase paling tajam.
Sedangkan Nasdaq Composite Index berkurang 0,14% atau 20,27 poin menjadi 14.465,92.
Indeks diperdagangkan di dekat garis datar untuk sebagian besar sesi Selasa sebelum aksi jual mengalami peningkatan hingga penutupan.
Pasar "sebagian besar dalam pola  wait-and-see " menjelang rilis laporan keuangan emiten minggu ini, kata Bank of America.
"Berita relatif sepi hari ini (Selasa) karena pasar menunggu beberapa katalis yang akan datang seperti IHK dan penjualan ritel September, risalah terbaru FOMC , dan awal musim laporan keuangan kuartal ketiga," kata analis Stifel dalam sebuah catatan.
Indeks harga konsumen untuk September dijadwalkan akan diumumkan Rabu pagi. Ekonom memperkirakan harga untuk berbagai barang konsumen meningkat 0,3% pada September dari bulan sebelumnya dan 5,3% (year-over-year), menurut  Dow Jones. 
Komite Pasar Terbuka Federal pada Rabu juga akan merilis risalah dari pertemuan September. Investor akan mencerna risalah tersebut untuk setiap petunjuk potensial mengenai rencana bank sentral guna menarik kembali kebijakan moneternya yang superlonggar.
JPMorgan Chase dan Delta Air Lines dijadwalkan untuk memulai musim laporan keuangan kuartal ketiga Rabu sebelum bel.
Perusahaan besar lainnya yang melaporkan hasil keuangan kuartalan pekan ini termasuk Bank of America, Walgreens Boots Alliance, Wells Fargo, Morgan Stanley, Citigroup dan Goldman Sachs.
"Ada banyak tantangan di luar sana saat kita memulai pengumuman laporan keuangan perusahaan, dan trader akan mencari semua indikasi panduan - terutama karena ancaman pertumbuhan yang lebih lambat tampak semakin besar," kata Chris Larkin, Managing Director E-Trade Financial.
Pertumbuhan laba diperkirakan sekitar 30% (year-over-year) pada kuartal ketiga menyusul ekspansi 96,3% pada kuartal kedua, menurut Refinitiv.
"Ekspektasi untuk laba kuartal ketiga menyusut dalam beberapa pekan terakhir dan itu akan menciptakan ruang bagi kejutan kenaikan, yang bagus untuk sentimen pasar secara keseluruhan," kata Rod von Lipsey, Managing Director UBS Private Wealth Management.
Penurunan beruntun tiga indeks utama Wall Street itu terjadi karena kekhawatiran inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Dana Moneter Internasional, Selasa, memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya, mengutip tantangan rantai pasokan dan penyebaran Covid yang terus menghantui.
"Kami melihat gangguan pasokan di seluruh dunia yang juga memberi tekanan inflasi, yang cukup tinggi dan pengambilan risiko keuangan juga meningkat, yang menimbulkan risiko tambahan terhadap prospek tersebut," kata ekonom IMF, Gita Gopinath.
IMF mengatakan bank sentral seperti Federal Reserve harus siap untuk memperketat kebijakan moneter jika inflasi berjalan terlalu panas.
Pembukaan lapangan kerja pada Agustus turun 659.000 menjadi 10,4 juta, menurut Job Openings and Labor Turnover Survey terbaru dari Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Selasa.
Pasar saham mengalami perjalanan yang bergelombang pada September, dengan S&P 500 jatuh hampir 4,8% untuk bulan terburuk sejak Maret 2020 dan memecahkan rekor keperkasaan tujuh bulan. Indeks itu pulih sedikit pada Oktober, naik lebih dari 1% untuk bulan ini.
Tetapi rebound terhenti dalam beberapa hari terakhir. Analis Wall Street melihat  return  tersendat untuk sisa 2021 karena rata-rata target S&P 500 akhir tahun berada di 4.433, kurang dari 2% dari penutupan Selasa, menurut Survei Strategi Pasar CNBC .
Saham Tesla melonjak 1,7% setelah data menunjukkan pabrikan kendaraan listrik itu menjual 56.006 mobil buatan China pada September, tertinggi sejak memulai produksi di Shanghai sekitar dua tahun lalu. Saham perusahaan itu memberikan dorongan terbesar bagi S&P 500 dan Nasdaq.
Saham American Airlines Group naik 0,8% setelah maskapai itu memperkirakan kerugian yang disesuaikan lebih kecil dari ekspektasi untuk kuartal ketiga dan mengisyaratkan peningkatan pemesanan untuk sisa tahun ini.
MGM Resorts melambung 9,6% setelah Credit Suisse meningkatkan sahamnya menjadi "outperform" dari "neutral."
Nike Inc melejit 2,0% setelah Goldman Sachs memberikan rekomendasi "buy". (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM