Wall Street Berbalik ke Teritori Hijau, Dow Menguat Lebih dari 150 Poin
Wednesday, January 06, 2021       05:00 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street menguat, Selasa, mengembalikan penurunan tajam di sesi sebelumnya, karena para  trader  berspekulasi untuk pemulihan ekonomi global yang kuat.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 167,71 poin atau 0,55% menjadi 30.391,60, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Selasa (5/1) atau Rabu (6/1) pagi WIB.
Sementara, indeks berbasis luas S&P 500 meningkat 0,71% atau 26,21 poin menjadi 3.726,86, sedangkan Nasdaq Composite Index melesat 0,95% atau 120,51 poin menjadi 12.818,96.
Boeing adalah saham berkinerja terbaik di Dow, meroket 4,4%. Saham energi melambung 4,5% - lompatan satu hari terbesar sejak 4 Desember - setelah Arab Saudi menyetujui pemotongan produksi secara sukarela pada Februari dan Maret. Chevron melonjak 2,7%. Berita itu juga mengirim minyak berjangka AS melejit 4,9%, dan sempat melampaui USD50 per barel untuk kali pertama sejak Februari.
Sentimen juga mendapatkan dorongan dari data manufaktur Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan. Institute for Supply Management mengatakan indeks manufaktur naik menjadi 60,7 pada Desember - level tertinggi sejak Agustus 2018 - dari 57,5 pada November. Ekonom yang disurvei  Dow Jones  memperkirakan indeks tersebut berada di posisi 57.
"Penguatan tersebut bakal berlanjut tahun ini sampai sektor jasa mulai bangkit kembali dan konsumen mengalihkan pengeluaran mereka lagi," kata Peter Boockvar, Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group. "Pada saat yang sama, kendala pasokan akan terus berlanjut, tekanan inflasi bakal meningkat."
Tembaga - secara tradisional dipandang sebagai indikator utama bagi ekonomi global - melonjak lebih dari 2% dan mencapai level tertinggi dalam hampir delapan tahun.
Pergerakan Selasa terjadi setelah penurunan tajam pada sesi Senin, hari perdagangan pertama tahun 2021. Tiga indeks utama Wall Street semuanya merosot lebih dari 1% di sesi sebelumnya.
Investor juga mencermati pemilu di Georgia, yang akan menentukan apakah Partai Republik dapat mempertahankan kendali di Senat. Banyak yang khawatir kenaikan tarif pajak dan kebijakan yang lebih progresif dapat membebani pasar jika Demokrat menguasai Senat.
Namun, jika Demokrat unggul, dapat menciptakan peluang bagi paket pengeluaran yang lebih besar dan lebih cepat.
"Pemilihan anggota Senat di Georgia hari ini dapat memiliki implikasi yang substansial bagi pasar jika kedua kandidat Demokrat menang," ujar Tom Essaye, pendiri The Sevens Report. "Kami tidak melihat Senat Demokrat sebagai pengubah permainan yang  bearish  dalam jangka pendek karena masih akan ada banyak hal positif di pasar."
Di sisi lain, melonjaknya kasus Covid-19 secara global dan pembatasan penguncian baru terus membuat investor gelisah. Lebih dari 85 juta kasus Covid-19 dikonfirmasi secara global, termasuk 20,8 juta di Amerika, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.
Senin, Inggris memberlakukan penguncian virus korona ketiga ketika kawasan itu bergulat dengan varian baru Covid-19 yang lebih dapat menular. Negara bagian New York mengkonfirmasi kasus pertama dari jenis baru tersebut, tutur Gubernur Andrew Cuomo, Senin.
"Investor merasa gelisah pekan ini," kata Lindsey Bell, Chief Investment Strategist Ally Invest. "Kasus Covid terus melonjak, dengan varian baru virus tersebut yang menyebar ke seluruh dunia...pemilu di Georgia dapat menentukan susunan Senat, dan pasar secara umum berkinerja lebih baik dalam Kongres yang terpecah." (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM