Wall Street Ditutup Flat, Goldman Sachs Pimpin Kenaikan Saham Perbankan
Wednesday, January 13, 2021       04:49 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir sedikit di atas garis datar, Selasa, karena pedagang mempertimbangkan imbal hasil yang lebih tinggi, kemungkinan stimulus dan gejolak politik di Washington.
Dow Jones Industrial Average naik 60 poin, atau 0,19% menjadi 31.068,69, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Selasa (12/1) atau Rabu (13/1) pagi WIB.
Sementara, Nasdaq Composite Index menguat 0,28% atau 36 poin menjadi 13.0720,43, sedangkan indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 1,58 poin atau 0,04% menjadi 3.801,19. Pelemahan saham raksasa teknologi membuat pergerakan sesi Selasa agak tersendat.
Saham Goldman Sachs melambung 2,9% untuk memimpin Dow lebih tinggi. JPMorgan Chase dan Bank of America masing-masing melesat 1,6% dan 1,8%. Charles Schwab melejit 1,6% dan mencapai level tertinggi sepanjang masa.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun diperdagangkan sebentar di 1,187%, level tertinggi sejak Maret, sebelum turun kembali menjadi 1,13%. Imbal hasil surat utang bertenor 30 tahun naik menjadi 1,88%, dan juga menembus level tertinggi Maret 2020.
"Ada perubahan nada jangka pendek di pasar," kata Gregory Faranello, analis AmeriVet Securities. "Pasar bergeser dalam pola pikir karena riak Demokrat dicerna dalam jangka pendek. Fokus kini beralih ke pertumbuhan dan inflasi, dan mungkin kombinasi keduanya."
Imbal hasil meningkat sejak Demokrat mengamankan mayoritas di DPR dan Senat, membuka pintu bagi stimulus fiskal tambahan. Pekan lalu, Presiden terpilih Joe Biden menjanjikan peluncuran stimulus ekonomi, yang katanya akan mencapai "triliunan dolar."
Namun, imbal hasil yang lebih tinggi dapat membuat lebih mahal bagi perusahaan teknologi - yang menjadi pemimpin pasar selama pandemi - untuk terus mengembangkan bisnis mereka melalui penerbitan surat utang.
Saham Facebook anjlok 2,2%, dan Alphabet merosot 1,1%. Microsoft dan Apple juga kehilangan lebih dari 1%.
"Ketika kita berpikir tentang US Treasury 10 tahun secara bertahap bergerak lebih tinggi setelah menghabiskan sebagian besar tahun lalu di bawah 1%, ini menimbulkan pertanyaan tentang valuasi, terutama yang berkaitan dengan teknologi," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar di National Securities.
Saham mencatat pelemahan di awal pekan ini, dengan indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada sesi Senin.
Pekan lalu, indeks utama menguat ke level tertinggi sepanjang masa ketika Wall Street mengabaikan kerusuhan di Capitol Hill, yang menyebabkan Demokrat di DPR memperkenalkan artikel pemakzulan, Senin, terhadap Presiden Donald Trump karena dianggap menghasut serangan itu.
Sejak itu, beberapa perusahaan media sosial menangguhkan atau melarang Trump dari platform mereka. Dalam beberapa kasus, hal ini menekan saham mereka. Twitter anjlok 2,4% pada sesi Selasa, dan merosot 8,6% minggu ini. Facebook kehilangan 6,2% pekan ini. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM