Wall Street Sedikit Berubah Setelah Keputusan The Fed, Apple Cetak Rekor
Thursday, January 30, 2020       04:28 WIB

Ipotnews - Bursa saham Wall Street ditutup sedikit berubah, Rabu, setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tidak berubah dan mengungkap nada yang optimistis pada kesehatan ekonomi Amerika.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik tipis 11,73 poin, atau 0,04 menjadi 28.734,58, demikian laporan   CNBC  , di New York, Rabu (29/1) atau Kamis (30/1) pagi WIB. Indeks  bluechip  itu melonjak sebanyaknya 221 poin di awal sesi sebelum berbalik arah.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 berakhir sedikit di bawah garis datar, turun 0,09% atau 2,81 poin menjadi 3.273,43, sedangkan Nasdaq Composite Index bertambah 5,48 poin atau 0,06% menjadi 9.275,16.
"Berita The Fed masih meningkatkan neracanya ( balance sheet ) akan menjadi musik bagi telinga pasar saham karena banyak investor percaya likuiditas entah bagaimana masuk ke pasar saham membantu memicu reli," kata Chris Rupkey, Kepala Ekonom Keuangan MUFG .
Komite Pasar Terbuka Federal ( FOMC ) mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran antara 1,5% dan 1,75%, sesuai ekspektasi. Dalam sebuah pernyataan, komite pembuat kebijakan itu mengatakan suku bunga diarahkan untuk kembali ke sasaran inflasi 2% mereka. Bank sentral AS itu juga mengatakan pasar tenaga kerja tetap "kuat" sementara ekonomi tumbuh pada "tingkat yang moderat."
"Pasar tenaga kerja terus mencatat kinerja positif," kata Chairman The Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers. "Kami melihat penciptaan lapangan kerja yang kuat, kami melihat pengangguran yang rendah, yang sangat penting kami melihat partisipasi angkatan kerja terus meningkat."
Imbal hasil US Treasury bertenor 10-tahun turun menjadi 1,59%, mengangkat harga obligasi. Sedangkan US Treasury 2 tahun merosot ke posisi 1,42%.
Saham mendapat tumpangan pada awal sesi ketika Apple memimpin parade perusahaan yang melaporkan laba lebih baik dari perkiraan.
Apple melesat 3% dan mencapai rekor setelah hasil kuartalannya dengan mudah mengalahkan ekspektasi analis. Kinerja raksasa teknologi itu sebagian didorong kenaikan 8% dalam penjualan iPhone terbaru, yang totalnya mencapai USD55,96 miliar.
"Apple mengejutkan para investor di berbagai bidang, tetapi yang paling penting secara material melebihi ekspektasi investor pada pendapatan iPhone, yang kembali ke jalur pertumbuhan pada kuartal tersebut, jauh di atas ekspektasi investor," kata analis J.P Morgan, Samik Chatterjee dalam sebuah catatan.
McDonald's, komponen Dow lainnya, membukukan hasil kuartalan lebih baik dari perkiraan, mengirim saham naik 1,9%. Dow Inc dan ADP melaporkan laba mengalahkan estimasi analis bersama dengan General Electric, yang melonjak 10,3%.
Sejauh ini, hampir 28% dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan kinerja untuk kuartal sebelumnya. Dari perusahaan-perusahaan itu, sekitar 70% mengalahkan ekspektasi analis, data FactSet menunjukkan.
Saham Boeing melejit lebih dari 2% bahkan setelah pabrikan pesawat itu melaporkan kerugian tahunan pertama sejak 1997.
"Seperti setiap musim laporan keuangan, kita mendapatkan titik waktu di mana kita beralih dari fokus makro ke fokus mikro. Sepertinya itulah yang terjadi hari ini (Rabu)," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar National Securities. "Itu tidak apa-apa, karena fokus makro sebenarnya adalah virus korona China, dan kerusakan ekonomi apa yang akhirnya mungkin terjadi."
"Pasar telah melakukan pekerjaan yang cukup efisien dalam memilih sektor-sektor yang mungkin akan terkena dampak paling berat dan benar-benar menghukum kelompok itu."
Namun demikian, saham AMD anjlok 6% setelah perusahaan semikonduktor itu merilis panduan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal pertama. Xilinx juga memberikan perkiraan penjualan yang mengecewakan, mengirim sahamnya merosot lebih dari 10%. Pergerakan tersebut menyeret ke bawah ETF VanEck Vectors Semiconductor sebesar 1,5%. Saham semikonduktor mengalami pekan yang berat karena kekhawatiran atas wabah korona yang melemahkan sentimen terhadap ekonomi global.
Selasa malam, pejabat China mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi 132 orang dengan total kasus di negara itu sekarang mencapai 5.974. Gedung Putih mengatakan kepada maskapai penerbangan Amerika, Selasa, pemerintah sedang mempertimbangkan penangguhan penerbangan dari China ke AS. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM