Wall Street Terkatrol Stimulus Amerika, Dow Catat Kenaikan Terbesar Sejak 1933
Wednesday, March 25, 2020       06:01 WIB

Ipotnews - Wall Street membukukan kinerja terbaik dalam hampir 90 tahun, Selasa, setelah indeks reli di tengah harapan anggota parlemen akan segera menyetujui paket stimulus besar-besaran untuk meredakan dampak ekonomi akibat virus korona.
Dow Jones Industrial Average melonjak 11,37% atau 2.112,98 poin untuk mengakhiri sesi di posisi 20.704,91, kenaikan persentase satu hari terbesar sejak 1933, demikian laporan  AFP  dan  Reuters , di New York, Selasa (24/3) atau Rabu (25/3) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 melesat 9,38% atau 209,93 poin menjadi 2.447,33 dan Nasdaq Composite Index melambung 557,18 poin atau 8,12% menjadi 7.417,86.
Ketiga indeks saham utama Wall Street itu bangkit dari aksi jual brutal, Senin, ketika wabah virus korona memaksa seluruh negara untuk melakukan penguncian.
Anggota parlemen dari kubu Demokrat dan Republik mengatakan mereka hampir mencapai kesepakatan pada RUU stimulus USD2 triliun, yang bertujuan untuk memberikan bantuan keuangan kepada warga Amerika yang kehilangan pekerjaan dan bantuan bagi industri yang mengalami tekanan hebat.
Legislasi tersebut akan menambah tindakan agresif yang diumumkan Federal Reserve dalam beberapa hari terakhir, termasuk pembelian obligasi korporasi dan mengumumkan bahwa Bank Sentral AS itu akan memberikan pinjaman langsung kepada perusahaan.
King Lip, Chief Investment Strategist Baker Avenue Asset Management, San Francisco, mengatakan ekspektasi pada RUU stimulus tersebut mendorong optimisme di bursa Wall Street, tetapi mengatakan perusahaannya masih menunggu untuk kembali ke pasar.
"Dengan semua stimulus ini, kita hanya perlu katalis untuk memicu api," kata Lip. "Percikan itu akan menjadi puncak kasus tersebut, dan ketika mulai turun, saya pikir saat itulah semuanya menyala."
Investor juga senang setelah Presiden Donald Trump, Senin, mengatakan sedang mempertimbangkan bagaimana memulai kembali bagian dari kehidupan bisnis ketika  shutdown  15 hari berakhir pekan depan, bahkan ketika virus yang sangat menular itu menyebar dengan cepat dan rumah sakit yang tidak dilengkapi peralatan memadai menghadapi gelombang kasus yang mematikan.
Proposal terpisah di DPR AS untuk memberikan maskapai penerbangan dan kontraktor  bailout  senilai USD40 miliar mengangkat indeks maskapai S&P 1500 sebesar 15%.
Tingkat keparahan penyebaran COVID-19 dan ekspektasi langkah-langkah stimulus agresif membuat pasar keuangan limbung dan mengakhiri kenaikan 11 tahun Wall Street.
Boeing Co mendorong kenaikan Dow, melonjak hampir 21% setelah Chief Executive Dave Calhoun mengatakan pabrikan pesawat itu memperkirakan jet 737 MAX akan kembali beroperasi pertengahan tahun. Sahamnya kehilangan hampir dua pertiga dari nilainya sejauh ini pada 2020.
Reli saham juga mendukung sejumlah emiten, termasuk American Express, yang melambung 21,9 persen, dan Chevron, melejit 22,7 persen, setelah mengatakan masih berniat untuk mengeluarkan dividen kepada pemegang saham.
Data yang dirilis Senin menunjukkan aktivitas bisnis Amerika mencapai rekor terendah pada Maret, memperkuat pandangan ahli bahwa ekonomi sudah dalam resesi.
Para pedagang masih mempertimbangkan ketidakpastian jalur wabah virus korona.
"Kita tidak tahu berapa lama itu akan mencapai puncaknya. Kita tidak tahu bagaimana mengobatinya. Kita tidak memiliki vaksin. Jadi semua ketidakpastian itu menyebabkan gempa susulan," kata Nancy Perez, Manajer Portofolio Boston Private Wealth di Miami. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM