Wall Street Teruskan Keperkasaan, Nasdaq Tembus 11.000 untuk Kali Pertama
Friday, August 07, 2020       04:55 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street menguat, Kamis, dipimpin saham teknologi, ketika  trader  mencermati Washington untuk petunjuk tentang paket stimulus virus korona yang baru dan menelaah data pengangguran yang lebih baik dari perkiraan.
Dow Jones Industrial Average ditutup 185,46 poin lebih tinggi, atau 0,68%, menjadi 27.386,98, demikian laporan   CNBC   dan  AFP,  di New York, Kamis (6/8) atau Jumat (7/8) pagi WIB.
Sementara, indeks berbasis luas S&P 500 naik 0,64% atau 21,39 poin menjadi 3.349,16, dan Nasdaq Composite Index melesat 1% atau 109,67 poin menjadi 11.108,07.
Kamis menandai penutupan pertama Nasdaq di atas 11.000, dan kenaikan ketujuh berturut-turut bagi indeks tersebut. Dow dan S&P 500 membukukan penguatan lima hari beruntun. S&P 500 juga ditutup hanya 1,3% di bawah rekor 19 Februari.
Facebook melonjak lebih dari 6% dan saham Apple melejit 3,5%. Netflix naik 1,4%. Amazon dan Microsoft masing-masing menguat 0,6% dan 1,6%. Saham-saham tersebut menyumbang sebagian besar keuntungan pasar yang lebih luas dari level terendah 23 Maret.
"Ini adalah kisah tentang  bifurcated market  (pergerakan pasar yang terputus-putus)," kata Dryden Pence, Kepala Investasi Pence Wealth Management. "Ada beberapa sektor yang berjalan dengan baik...dan mereka meninggalkan banyak pasar lainnya."
Pence mengatakan pasar "sedikit lebih maju dari dirinya sendiri," tetapi mencatat dia akan menggunakan pelemahan sebagai peluang beli.
Tetapi perusahaan chip Western Digital jatuh 16,1 persen karena prospek yang mengecewakan, perkiraan yang juga membebani saham semikonduktor lainnya.
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan bahwa anggota parlemen masih berselisih tentang seberapa banyak stimulus yang tepat. Dia menambahkan RUU yang disahkan Senat akan membutuhkan perlindungan kewajiban bagi perusahaan yang terkena dampak pandemi.
Namun, dalam kesempatan terpisah, Ketua DPR Nancy Pelosi menyoroti Partai Republik dan prioritas mereka. Dia menyatakan: "Mungkin kita salah mengira [Partai Republik] sebagai seseorang yang peduli." Namun, kata Pelosi, kedua belah pihak akan mencari solusi atas situasi tersebut.
Meski menemui jalan buntu, "orang-orang optimistis bahwa Kongres akan menyelesaikan sesuatu," kata Chris Low, analis FHN Financial.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja Amerika mengatakan klaim pengangguran awal untuk pekan yang berakhir hingga 1 Agustus mencapai 1,186 juta. Angka itu jauh di bawah perkiraan  Dow Jones  sebesar 1,423 juta, dan tingkat klaim terendah sejak pandemi virus korona dimulai.
"Nada secara keseluruhan dari data klaim pengangguran adalah yang terbaik dalam 3 pekan atau lebih," kata Thomas Simons, ekonom Jefferies. "Penurunan ini merupakan yang terbesar sejak pekan 6 Juni."
Data tersebut dirilis sehari sebelum laporan penggajian non-pertanian bulanan pemerintah, yang diprediksi menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja sebesar 1,264 juta untuk Juli. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM