Ipotnews - PT Indo Premier Sekuritas ( IPOT ) menyampaikan, momentum window dressing diharapkan mampu mengungkit Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) menuju kisaran 7.500-7.600 pada akhir tahun ini.
Menurut Equity Analyst IPOT , Dimas Krisna Ramadhani di Jakarta, Senin (9/12), apabila IHSG berhasil bertahan di atas level 7.250 yang merupakan level support terdekat, maka IHSG berpotensi terus menguat hingga ke rentang 7.500-7.600 pada akhir 2024.
"Mengingat kenaikan terjadi di saham-saham konglomerat yang berada di dalam Top 10 kapitalisasi pasar IHSG , maka peluang penguatan lanjutan juga cukup terbuka lebar di saham-saham tersebut pada momentum window dressing saat ini," ujar Dimas.
Mencermati potensi market pada pekan ini atau periode 9-13 Desember 2024, Dimas mengimbau para trader untuk mencermati tiga sentimen yang bakal mempengaruhi market, yakni inflasi tahunan AS untuk November 2024, PPI bulanan AS (November) dan sentimen terkait momentum window dressing.
Dimas merincikan, pada Rabu pekan ini inflasi tahunan AS untuk November 2024 diprediksi mengalami kenaikan menjadi 2,7 persen ---lebih tinggi dibandingkan dengan sebulan sebelumnya yang sebesar 2,6 persen--- namun masih berada di rentang yang sama dalam kurun empat bulan terakhir.
"Jika melihat dari target yang ditetapkan The Fed, yaitu inflasi sebesar 2 persen di 2024, maka data inflasi November masih sejalan untuk semakin mendekati target inflasi yang ditetapkan The Fed. Jerome Powell selaku Gubernur The Fed sudah memberikan sinyal terhadap pemangkasan suku bunga yang akan terjadi dalam waktu dekat," papar Dimas.
Katalis kedua di pekan ini, kata Dimas, yakni sentimen PPI bulanan AS untuk periode November 2024. Sehari setelah pengumuman inflasi, AS juga akan merilis data dari sisi produsen. Dia memperkirakan, PPI bulanan AS akan mengalami kenaikan atau mencatatkan inflasi sebesar 0,3 persen.
"Diketahui, indikator ini sempat menimbulkan kekhawatiran bagi para pelaku pasar dan pemangku kebijakan, karena mengalami penurunan yang konsisten dalam beberapa bulan terakhir. Sehingga, kekhawatiran terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi AS dan bahkan resesi sempat ramai dibicarakan," ucap Dimas.
Namun demikian, jelas dia, setelah kemenangan Donald Trump menjadi Presiden AS, maka kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadi pelemahan atau resesi ekonomi mulai surut. Karena, salah satu kebijakan ekonomi Trump adalah menurunkan tarif pajak penghasilan dan usaha, serta akan memperkuat posisi keuangan perusahaan di AS.
Sentimen bagi IHSG yang ketiga adalah, momentum window dressing. Dimas menyebutkan, mengacu pada sisi teknikal IHSG yang berhasil ditutup di atas MA20 daily pada 4 Desember 2024, maka kondisi ini merupakan indikasi pembalikan tren.
Seperti diketahui, IHSG terakhir kali ditutup di atas MA20 pada 25 Oktober 2024 dan selanjutnya bergerak tertekan hingga menyentuh level 7.041 atau level terendah sejak Juli 2024. "Jika melihat dari data foreign flow, akhirnya investor asing mencatatkan pembelian bersih di pasar regular pada 3-4 Desember 2024," imbuhnya.
Aliran dana asing yang masuk ke IHSG terakhir terjadi pada awal November 2024, artinya pada bulan tersebut investor mulai asing konsisten melakukan distribusi di saham-saham yang ada pada IHSG dan saat ini sudah kembali melakukan pembelian.
"Namun jika melihat nominal inflow yang dilakukan investor asing pada 3-4 Desember atau terbilang masih sedikit, maka perlu melihat konsistensi dan agresivitas investor asing masuk kembali ke IHSG di tengah momentum window dressing tahun ini," tutur Dimas.
Bercermin pada tiga sentimen tersebut, terutama momentum window dressing, IndoPremier merekomendasikan kepada para trader agar pekan ini patut memantau:
1. Buy (Current Price: 8.500, Entry: 8.500, Target Price: 9.200, Stop Loss: 8.150, Risk to Reward Ratio 1:2,0). menjadi saham yang mengalami akumulasi dari investor asing pada pekan lalu. Emiten ini berpeluang menjadi saham yang dijadikan untuk menaikkan IHSG pada momentum window dressing tahun ini.
2. Buy (Current Price: 17.000, Entry: 17.000, Target Price: 18.300, Stop Loss: 16.500, Risk to Reward Ratio 1:2,0). berpeluang menjadi saham yang dijadikan untuk menaikkan IHSG pada momentum window dressing di 2024. Sentimen positif datang dari segera rampungnya ruas jalan tol PIK 2 yang rencananya akan diumumkan pada akhir tahun ini atau Januari 2025.
3. (Current Price: 77, Entry: 74, Target Price: 86, Stop Loss: 68, Risk to Reward Ratio 1:2,0). menjadi saham yang mengalami akumulasi dari investor asing dalam satu bulan terakhir. Emiten ini juga berpeluang menjadi saham yang mengalami kenaikan pada periode window dressing.
4. Reksa Dana Saham Premier ETF PEFINDO i-Grade (). Reksa dana saham Power Fund Series (PFS) ini memiliki underlying saham-saham perbankan yang berpotensi mengalami kenaikan pada periode window dressing. Terlebih, reksa dana saham PFS ini menjadi salah satu produk PFS yang memiliki kinerja yang baik dalam tiga tahun terakhir.
(Budi)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM