News & Research

Reader

Pentingnya Perencanaan Pensiun Sebagai Bagian dari Perencanaan Keuangan Pribadi
Wednesday, November 24, 2021       19:12 WIB

Apa yang dimaksud dengan perencanaan pensiun ( retirement planning )?
Perencanaan pensiun adalah bagian yang penting dari suatu perencanaan keuangan pribadi seseorang. Perencanaan pensiun bertujuan untuk membuat hidup kita terarah, sehingga kita bisa hidup sejahtera dan bebas dari stres, karena semua hal yang menyangkut masa depan (hari tua) telah tertata dengan baik.
Orang seringkali berpikir bahwa urusan pensiun itu urusan nanti, karena masih jauh untuk mencapai usia pensiun. Jika diasumsikan bahwa seseorang tamat kuliah pada usia 25 tahun, dan akan tetap bekerja sampai pensiun pada usia 60 tahun, maka tentu ada waktu sampai dengan 35 tahun untuk mempersiapkan pensiunnya.Tetapi, masa pensiun harus sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelum masa pensiun itutiba.
Perencanaan pensiun menjadi makin penting, karena hal-hal berikut ini:
  1. Usia harapan hidup manusia makin bertambah, dengan perkataan lain, manusia sekarang hidup makin lama,
  2. Sebagai orang tua, kita tentu tidak ingin bergantung kepada anak-anak kita untuk biaya hari tua,
  3. Biaya-biaya yang berkaitan dengan perawatan kesehatan pada usia tua telah dipersiapkan dengan baik, sehingga tidak membebani anak atau anggota keluarga lainnya,
  4. Kita tidak bisa mengharapkan tubuh kita akan tetap sehat dan kuat untuk bekerja terus di usia tua,
  5. Masa pensiun merupakan saat terbaik bagi kita untuk mewujudkan keinginan yang belum terlaksana karena hal lain, seperti kewajiban untuk bekerja dan menafkahi keluarga,
  6. Mengandalkan pada satu sumber dana saja (misalnya dana jaminan hari tua atau JHT dari BPJS atau Jamsostek) untuk membiayai hari tua sangatlah beresiko, dan lain-lain.

Langkah-langkah untuk membuat perencanaan pensiun
Perencanaan pensiun sepintas terlihat rumit karena menyangkut prediksi akan banyakhal di masa depan yang belum terjadi. Tetapi, perencanaan pensiun sesungguhnya tidaklah rumit, karena semua hal di atas bisa diperkirakan berdasarkan akal sehat saja ( common sense ). Dan kita juga tidak perlu memperkirakan segala hal sampai mendetail.
Sesungguhnya, yang sulit adalah melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan terlebih dahulu. Kita selalu dihadapkan pada pilihan, dan kita hampir selalu akan memilih hanya berdasarkan apa yang ada di depan mata saja, dan melupakan hal-hal lain yang juga penting tetapi belum terjadi.
Perencanaan pensiun dapat dimulai setiap saat, tetapi lebih cepat lebih bagus. Hal yang sering dijadikan alasan untuk segera memulai merencanakan pensiun di usia muda adalah untuk memberi kesempatan uang tabungan bekerja bagi kita ( compounding interest ). Juga, pada usia muda, premi asuransi yang perlu kita bayar, asuransi jiwa atau asuransi kesehatan, adalah jauh lebih murah dibandingkan dengan membayar premi asuransi pada usia lanjut.
Di bawah ini, kami berikan contoh merencanakan pensiun dengan lima langkah saja.
a) Buatlah tujuan pensiun yang ingin Anda capai
Tujuan pensiun ada yang sederhana, ada pula yang membutuhkan penjabaran lebih lanjut. Tujuan pensiun yang sederhana, misalnya adalah pensiun dengan bebas dari semua utang bank seperti utang Kredit Perumahan Rakyat (KPR).
Tujuan pensiun yang butuh penjabaran lebih lanjut, misalnya seseorang ingin pensiun dengan memiliki uang di bank sebanyak Rp2 milyar. Jumlah Rp2 milyar saat ini terdengar banyak, tetapi apakah jumlah itu cukup? Kalau jumlah itu tidak cukup, lalu berapakah jumlah yang cukup untuk bisa pensiun dengan nyaman?
Kalau kita membaca buku-buku perencanaan keuangan pribadi, maka seringkali untuk tiba pada jumlah uang yang diperlukan untuk pensiun dengan nyaman, perencana keuangan hanya menghitung dengan cara yang sederhana, misalnya dengan mengatakan bahwa jumlah uang pensiun yang dibutuhkan adalah 25 kali penghasilan setahun (?), dan jumlah pengeluaran pada masa pensiun adalah 80% dari penghasilan (?). Dari mana atau bagaimana perencana keuangan tiba pada angka-angka tersebut? Tidak jelas.
Menurut kami, angka-angka di atas tidak boleh diterima mentah-mentah. Kita harus terlebih dahulu mengetahui setidaknya (1) usia nasabah saat ini, (2) usia pensiun yang diinginkan, (3) usia harapan hidup setelah pensiun, dan (4) gaya hidup yang diinginkan pada waktu pensiun nanti.
Lalu, besarnya pengeluaran, tidak dapat dianggap selalu sama dengan 80% dari penghasilan tahunan saat ini. Misalnya, pada waktu baru pertama kali bekerja, mungkin gaji masih kecil atau bahkan pas-pasan, maka bobot pengeluaran dibandingkan dengan penghasilan dapat lebih besar dari 80%.
Setelah bekerja selama beberapa tahun, mungkin, besarnya pengeluaran menjadi kurang dari 80% penghasilan karena penghasilan yang diterima telah membesar, sementara pengeluaran dan gaya hidup tidak berubah banyak.
b. Buatlah rencana untuk mencapai tujuan pensiun Anda
Pensiun Anda mungkin masih lama, tetapi tidak ada salahnya mulai merencanakan pensiun dari sekarang. Menurut kami, perencanaan pensiun bahkan sudah harus dimulai sejak seseorang memiliki penghasilan tetap. Artikel ini ditujukan kepada pembaca yang memiliki penghasilan sebagai karyawan, untuk wiraswata perhitungan penghasilan dan pengeluaran mungkin sedikit lebih sulit dan tidak akan dibahas di sini.
Misalnya, rencana pensiun Anda adalah memiliki rumah sendiri dan pada waktu Anda pensiun nanti rumah tersebut telah bebas dari utang bank (KPR). Katakanlah saatini Anda berusia 35 tahun dan usia pensiun normal di perusahaan Anda adalah 60 tahun. Jadi, maksimum jangka waktu utang KPR yang dapat Anda ambil adalah 25 tahun (Anda mungkin tidak mau mengambil utang selama ini).
c. Mulailah menabung (lebih baik lagi, mulailah berinvestasi)
Apakah uang gaji selalu habis terpakai setiap bulan? Kalau Anda belum terbiasa untuk menabung, sudah saatnya mulai menabung sekarang. Cara yang paling mudah untuk menabung adalah dengan menyisihkan terlebih dahulu jumlah yang ingin Anda tabung, sebelum penghasilan Anda terpakai untuk keperluan yang lain.
Setelah jumlah tabungan Anda cukup besar, katakanlah sebesar 6 bulan gaji, atau jumlah lain yang Anda anggap cukup untuk berjaga-jaga (Dana Cadangan), mulailah berpikir untuk menempatkan jumlah uang di atas dana cadangan itu untuk investasi.
Berinvestasi tidaklah sulit, tetapi orang seringkali membuat hal yang sederhana menjadirumit. Misalnya, untuk seseorang berusia 35 tahun, dan merencanakan untuk mulai menginvestasikan dana yang dimiliki untuk uang muka pembelian rumah lima tahun lagi. Orang ini dapat mulai berinvestasi pada reksadana bursa atau ETF (Exchange Traded Fund), karena biayanya relatif murah sekali ( fee  Manajer Investasi dan  fee  Bank Kustodian yang pasif pasti jauh lebih rendah dari pada reksadana konvensional yang dikelola secara aktif) dan ETF yang pasif hanya membutuhkan  review  sekali-kali saja.
Tetapi, nasabah seringkali tidak puas dengan kinerja ETF yang hanya berdasarkan indeks dan memilih menempatkan dananya pada reksadana konvensional yang dikelola secara aktif (dengan konsekuensi biaya-biaya  fee  Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang lebih mahal, dan kinerja reksadana yang tidak pasti relatif terhadap indeks yang menjadi tolok ukurnya).
d. Lunasi utang-utang yang ada
Masa pensiun hanya akan terasa nyaman jika Anda telah bebas dari utang atau akan segera bebas dari utang pada waktu Anda memasuki usia pensiun. Jika Anda masih memiliki utang, misalnya utang KPR di bank, Anda mungkin harus tetap bekerja pada waktu Anda seharusnya telah pensiun.
Untuk melunasi utang-utang yang ada, mulailah dari utang-utang jangka pendek yang berbunga tinggi. Jika Anda berutang lewat kartu kredit, usahakan untuk selalu membayar seluruh jumlah utang kartu kredit pada waktu tagihan datang. Dengan cara itu, Anda tidak akan dikenakan bunga, dan kartu kredit hanya terpakai untuk kemudahan berbelanja saja, bukan untuk berutang.
Ingatlah, bahwa semakin mudah memperoleh suatu utang, dapat berutang setiap saat, dan tidak membutuhkan jaminan apa pun, maka bunga yang dibebankan kreditur kepada nasabah akan makin tinggi.
e. Memantau (review) kebutuhan asuransi
Pada waktubaru lulus kuliah, kebutuhanasuransimungkinbelumterasa. Setelah Anda menikah, ataumemilikianak, Anda mungkinberpikiruntukmembeliasuransijiwa, sehinggajikaterjadisesuatu yang tidakdiinginkan pada diri Anda, makakeluarga yang ditinggalkan (setidaknya) tidakakanmenderitasecarafinansial. Jika dana Anda terbatas, Polis asuransi yang sebaiknya Anda beliadalahasuransijiwaberjangka(term life), misalnyaberjangka lima tahunatauberjangkasepuluhtahun). Asuransijiwaberjangkaadalahtipeasuransijiwa yang paling murah (dan karenanyatidaksemuaperusahaanasuransijiwamaumenjualnya), dan hanyamembayarpertanggunganjikadalamperiodepertanggungan Anda meninggal dunia. Jika tidakterjadiapa-apa pada diri Anda, makapertanggunganberakhir dan perusahaanasuransitidakmembayarapa-apa. Setelah pertanggunganberakhir, Anda bisamemperpanjang polis denganasuransiberjangkabaru, tetapijumlahpremiakan naik.
Setelah beberapa tahun bekerja, dan jumlah uang yang dimiliki bertambah, Anda dapat mulai melirik asuransi jiwa seumur hidup ( whole life ). Asuransi jiwa seumur hidup akan membayar uang pertanggungan kapan pun Anda meninggal.
Karena setiap orang pasti akan meninggal, maka dari sudut pandang perusahaan asuransi jiwa, klaim pasti akan terjadi. Karena itu, perusahaan asuransi jiwa akan mencadangkan sejumlah tertentu uang pembayaran premi dari nasabahnya untuk keperluan ini. Maka, premi asuransi jiwa seumur hidup lebih mahal dari premi asuransi jiwa berjangka.
Pada usia yang lebih lanjut lagi, Anda mungkin perlu memikirkan untuk membeli asuransi kesehatan. Jika Anda bekerja, asuransi kesehatan Anda kemungkinan ditanggung oleh kantor melalui polis asuransi Kesehatan kumpulan. Tetapi asuransi kesehatan kumpulan dari perusahaan umumnya tidak menanggung kesehatan pasangan (istri) dan anak-anak. Di sinilah perlunya Anda mempertimbangkan untuk membeli polis asuransi Kesehatan untuk keluarga Anda.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM