IHSG Diperkirakan Melesat 10% ke Rekor Tertinggi pada Tahun Depan - Citigroup
Wednesday, November 12, 2025       11:26 WIB

Ipotnews - Saham-saham Indonesia diperkirakan akan naik 10% ke rekor tertinggi baru tahun depan, didukung oleh belanja pemerintah dan potensi penurunan suku bunga, menurut Citigroup.
Mengutip catatan para ahli strategi Citigroup, laman Bloomberg menyebutkan, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berpotensi naik ke level 9.250 dari sekitar 8.363 pada Selasa kemarin, seiring rencana belanja pemerintah yang diperkirakan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Likuiditas yang membaik dan biaya pendanaan yang lebih murah diperkirakan akan mendorong pemulihan sektor perbankan melalui pertumbuhan kredit yang lebih kuat dan margin yang lebih sehat, tambah mereka.
IHSG telah naik sekitar 18% sepanjang tahun ini, menuju kinerja tahunan terbaik dalam delapan tahun terakhir. Indeks acuan tersebut mencatat rekor tertinggi terbaru di level 8.394,59 pada Jumat lalu.
Percepatan rencana belanja dan meningkatnya subsidi sosial diperkirakan akan mendorong konsumsi rumah tangga, tulis para analis. Hal ini akan mendukung saham-saham sektor konsumer dan ritel seperti Sumber Alfaria Trijaya () dan Mayora Indah ().
Sementara itu, bank-bank seperti Bank Syariah Indonesia (), Bank Negara Indonesia (), dan Bank Rakyat Indonesia () juga berpotensi diuntungkan dari lingkungan suku bunga yang lebih rendah, imbuh mereka.
"Meskipun tantangan struktural masih ada, kombinasi dari likuiditas yang lebih baik, multiplier fiskal yang lebih tinggi, serta permintaan domestik yang tangguh akan menciptakan kondisi yang mendukung bagi saham-saham Indonesia," tulis Citigroup, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (11/11).
Namun, di tengah reli saham Indonesia, nilai tukar rupiah justru melemah sekitar 3,5% terhadap dolar AS tahun ini. Kondisi ini menjadikan Rupiah sebagai mata uang dengan kinerja terburuk di Asia -- akibat pemangkasan suku bunga, kekhawatiran atas independensi bank sentral, dan kecemasan investor terhadap prospek fiskal negara.
Citigroup menambahkan, rupiah kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan dalam jangka pendek karena Bank Indonesia memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dibanding stabilitas nilai tukar. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia juga menghadapi tekanan akibat insiden tambang Freeport-McMoRan. (Bloomberg)

Sumber : Admin

berita terbaru
Saturday, Dec 06, 2025 - 16:20 WIB
Kepemilikan Saham 30 November 2025 MPIX
Saturday, Dec 06, 2025 - 16:09 WIB
Kepemilikan Saham 28 November 2025 BINO
Saturday, Dec 06, 2025 - 16:02 WIB
Kepemilikan Saham 30 November 2025 BANK
Saturday, Dec 06, 2025 - 13:59 WIB
Kepemilikan Saham 30 November 2025 IPCM
Saturday, Dec 06, 2025 - 13:52 WIB
Kepemilikan Saham 30 November 2025 BSML
Saturday, Dec 06, 2025 - 12:59 WIB
Kepemilikan Saham 30 November 2025 ALII
Saturday, Dec 06, 2025 - 11:19 WIB
Kepemilikan Saham 30 November 2025 NRCA
Saturday, Dec 06, 2025 - 11:12 WIB
Kepemilikan Saham 30 November 2025 MCOL