Wall Street Perkasa Ditopang Prospek Kesepakatan Tarif AS dengan China
Saturday, June 07, 2025       07:02 WIB

Ipotnews - Pasar saham Amerika Serikat ditutup menguat pada Jumat (6/6) akhir pekan ini setelah laporan ketenagakerjaan yang lebih baik dari perkiraan meredakan kekhawatiran tentang kondisi ekonomi. Saham Tesla turut melonjak, pulih sebagian dari penurunan tajam pada sesi sebelumnya. Indeks S&P 500 ditutup di atas level 6.000 untuk pertama kalinya sejak 21 Februari, didorong oleh kenaikan saham teknologi.
Para investor menyambut positif kabar bahwa Presiden Donald Trump menyebut tiga pejabat kabinetnya akan bertemu dengan perwakilan China di London pada 9 Juni mendatang untuk membahas perjanjian dagang.
"Pasar akan selalu mengejar umpan kesepakatan dagang kapan pun tersedia. Tantangannya adalah apakah kesepakatan nyata benar-benar bisa tercapai," ujar Jamie Cox, mitra pengelola di Harris Financial Group.
Sehari sebelumnya, Trump dan Presiden China Xi Jinping melakukan percakapan setelah berminggu-minggu ketegangan perdagangan dan perselisihan seputar mineral penting. Namun, sejumlah isu krusial tetap belum terselesaikan dan akan dibahas dalam pertemuan lanjutan.
Pada awal perdagangan, data AS menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan nonpertanian meningkat sebanyak 139.000 pada Mei, menyusul revisi penurunan dari 147.000 pada April. Angka tersebut tetap melampaui ekspektasi ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan pertambahan 130.000 pekerjaan.
Tingkat pengangguran tercatat sebesar 4,2%, sesuai dengan perkiraan pasar.
Setelah rilis data tersebut, pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral AS, Federal Reserve, tidak memiliki urgensi untuk segera memangkas suku bunga. Berdasarkan kontrak futures suku bunga, pelaku pasar kini melihat pemangkasan suku bunga baru akan dilakukan pada September, dengan kemungkinan hanya satu kali pemangkasan tambahan hingga akhir tahun. Pertemuan kebijakan moneter berikutnya akan digelar akhir bulan ini.
"Kami memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan ini dan memerlukan pelemahan lebih lanjut dalam data pasar tenaga kerja untuk melanjutkan siklus pelonggaran moneter," kata Lindsay Rosner, kepala investasi pendapatan tetap multi-sektor di Goldman Sachs Asset Management.
Sebelumnya dalam pekan ini, laporan yang menunjukkan pertumbuhan sektor jasa dan jumlah pekerjaan swasta di bawah ekspektasi sempat menimbulkan kekhawatiran bahwa ketidakpastian perdagangan bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Namun, pasar saham AS tetap mencatat reli kuat sepanjang Mei. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan kenaikan persentase bulanan tertinggi sejak November 2023, berkat pelunakan retorika keras Trump terkait perdagangan dan laporan keuangan perusahaan yang positif.
Pada Jumat, S&P 500 mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, meski masih sekitar 2% di bawah rekor tertingginya pada Februari. Indeks Dow Jones juga mencatatkan level tertinggi dalam tiga bulan.
Indeks Dow Jones naik 442,88 poin atau 1,05% menjadi 42.762,62. S&P 500 naik 61,02 poin atau 1,03% ke 6.000,32, dan Nasdaq menguat 231,50 poin atau 1,20% ke 19.529,95. Secara mingguan, S&P 500 menguat 1,5%, Dow naik 1,17%, dan Nasdaq mencatatkan kenaikan 2,18%.
Saham Tesla naik 3,8% setelah anjlok sekitar 15% pada Kamis, akibat perselisihan publik antara Trump dan Elon Musk, termasuk ancaman untuk menghentikan kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan milik Musk.
Saham perusahaan teknologi besar lainnya juga mengalami kenaikan. Amazon naik 2,7% dan Alphabet menguat 3,25%.
Saham Wells Fargo naik 1,9% setelah lembaga pemeringkat S&P Global menaikkan prospek peringkat kredit bank tersebut dari "stabil" menjadi "positif". Awal pekan ini, bank tersebut dibebaskan dari batasan aset sebesar $1,95 triliun yang sebelumnya diberlakukan regulator.
Namun, tidak semua saham unggulan mencatat hasil positif. Saham Broadcom turun 5% setelah proyeksi pendapatan kuartalan perusahaan chip tersebut tidak memenuhi ekspektasi investor.
Saham Lululemon merosot 19,8% setelah perusahaan pakaian olahraga itu memangkas target laba tahunannya, dengan alasan meningkatnya biaya akibat tarif yang diberlakukan oleh Trump.
Di Bursa Efek New York ( NYSE ), jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 2,14 banding 1. Terdapat 173 saham yang mencatatkan harga tertinggi baru dan 34 saham menyentuh level terendah baru.
Di Nasdaq, saham yang naik juga mengungguli yang turun dengan rasio 2,52 banding 1. S&P 500 mencatatkan 20 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan tidak ada rekor terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 86 rekor tertinggi baru dan 38 terendah baru. Volume perdagangan di bursa AS relatif ringan, dengan 14,5 miliar saham berpindah tangan, dibandingkan rata-rata 17,8 miliar saham per hari selama 20 sesi terakhir.
(reuters)

Sumber : admin