Ada Harapan Kesepakatan Dagang AS-China, Wall Street Menghijau
Wednesday, November 28, 2018       05:37 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street mengabaikan pelemahan di sesi awal Selasa, dan berakhir sedikit lebih tinggi setelah pelaku pasar mencermati perkembangan dalam perang perdagangan Amerika Serikat-China.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,44 persen atau 108,49 menjadi ditutup pada posisi 24.748,73, demikian laporan  AFP  dan   CNBC  , di New York, Selasa (27/11) atau Rabu (28/11) pagi WIB.
Indeks berbasis luas S&P 500 menguat 8,72 poin atau sekitar 0,33 persen menjadi 2.682,20, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq pada dasarnya berada di garis datar, naik tipis 0,01 persen (0,85 poin) menjadi 7.082,70.
Saham Wall Street dibuka di zona merah setelah Presiden Donald Trump, Senin, tampaknya mengabaikan gagasan tentang kesepakatan dengan China pada KTT G20 pekan ini.
Namun komentar yang lebih optimistis dari penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, Selasa, tentang kemungkinan kesepakatan membuat investor bergairah.
"Ada kemungkinan positif kita bisa membuat kesepakatan dan dia (Trump) terbuka untuk itu tetapi sejumlah kondisi tertentu harus dipenuhi, beberapa hal tertentu harus diubah," ujar Kudlow pada briefing Gedung Putih.
Karl Haeling, analis LBBW , mengatakan, "Tidak ada banyak optimisme untuk kesepakatan yang nyata, tetapi pasar sekarang melihat kemungkinan setidaknya semacam perjanjian simbolis yang tidak benar-benar berurusan dengan masalah jangka panjang."
"Mungkin (Trump) bisa mengejutkan orang dan membuat kesepakatan."
Tingkat kepercayaan konsumen Amerika merosot pada bulan ini, tetapi tetap berada di dekat level tertinggi dalam sejarah dan melampaui ekspektasi analis, menurut data dari Conference Board.
Pergerakan Selasa mengikuti penutupan yang kuat pada sesi Senin. Dow ditutup melonjak lebih dari 350 poin, Senin, sementara S&P 500 juga naik lebih dari satu persen.
"Secara keseluruhan, reli ini akan bersifat sementara sampai S&P bisa naik di atas level 2.700 dan menghasilkan sesi yang lebih kuat dari sisi momentum dan volume yang positif," kata Mark Newton, analis Newton Advisors. "Sampai itu terjadi, sulit menciptakan reli, karena momentum dan tren tetap negatif pada kerangka waktu harian dan mingguan."
Saham berada di bawah tekanan karena beberapa emiten seperti Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan induk usaha Google, Alphabet, memasuki wilayah  bear-market . Investor juga mengkhawatirkan rencana Federal Reserve untuk mengetatkan kebijakan moneter. Bank sentral diperkirakan menaikkan suku bunga bulan depan.
Sementara itu, anggota Dow, United Technologies, anjlok 4,1 persen setelah merilis rencana untuk dipecah menjadi tiga perusahaan yang terdiri dari aerospace, lift serta pemanas dan ventilasi.
General Motors tergelincir 2,6 persen setelah Trump mengancam akan mengakhiri subsidi kepada pabrikan otomotif tersebut menyusul keputusannya untuk memangkas tenaga kerja dan menutup tujuh pabrik di Ohio, Michigan serta kawasan lainnya. (ef)

Sumber : Admin