Adaro Siapkan "Capex" Hingga US$ 400 Juta
Tuesday, February 18, 2020       13:50 WIB

JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk () mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar US$ 300-400 juta tahun ini. Dana digunakan untuk mempertahankan produksi batubara di level 54-58 juta ton pada 2020 serta melanjutkan ekspansi pembangunan pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU ) dan pengolahan air yang tengah berjalan.
Head of Corporate Secretary & Investor Relations Division Adaro Energy Mahardika Putranto mengatakan, perseroan berhasil memproduksi batubara sebanyak 58,03 juta ton pada 2019. Realisasi ini 7% lebih tinggi dari produksi 2018 dan melampaui target produksi 2019 yang ditetapkan sebelumnya 54-56 juta ton.
"Permintaan yang solid untuk batu bara termal maupun metalurgi adalah faktor utama tercapainya penjualan sebesar 59,18 juta ton pada 2019, atau setara dengan kenaikan 9% secara tahunan," jelas dia dalam keterangan resmi, Selasa (18/2).
Wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia tetap merupakan tujuan penjualan utama dengan meliputi 42% dari penjualan Adaro Energy tahun 2019. Menurut Mahardika, di tengah tantangan makro dan industri pada tahun lalu, permintaan terhadap batu bara perseroan tetap tinggi. Volume penjualan ke Asia Tenggara naik 14% secara tahunan dengan Indonesia dan Malaysia sebagai dua pasar terbesar Adaro di wilayah ini.
Di sisi lain, lanjut Mahardika, Asia Timur mengambil porsi 29% penjualan perseroan, diikuti India dan Tiongkok masing-masing dengan porsi 15% dan 12%. Hal ini sejalan dengan kenaikan impor India pada tahun 2019.
Sementara itu, pengupasan lapisan penutup yang berhasil dilakukan perseroan mencapai 272,09 million bank cubic meter (Mbcm) tahun lalu, atau turun 1% secara tahunan, sehingga nisbah kupas gabungan aktual tahun 2019 tercatat 4,69 kali. Angka ini melebihi level 4,56 kali yang ditetapkan sebagai panduan 2019.
Pada 2020, Adaro Energy menargetkan nisbah kupas 4,30 kali. Seiring itu, perseroan membidik EBITDA operasional di kisaran US$ 900-US$ 1,2 miliar tahun ini.
Lebih lanjut dari tambang Kestrel di Queensland, Australia, Adaro mencatat produksi batu bara yang dapat dijual sebesar 6,76 juta ton pada tahun 2019, atau tumbuh 42% secara tahunan dan sesuai panduan produksi tahun 2019.
Tambang Kestrel juga mampu mencatat rekor tertinggi volume penambangan batu bara run-of-mine dalam tambang bawah tanah. Di sisi lain, total penjualan batu bara tahun 2019 mencapai 6,55 juta ton. Angka produksi dan penjualan tersebut mewakili kepemilikan 100% dimana Adaro Energy menguasai 47,99% kepemilikan di Kestrel Coal Resources Pty. Ltd. yang mengendalikan 80% atas Kestrel Coal Joint Venture.
Menurut Mahardika, penjualan batu bara Kestrel pada tahun 2019 terutama ditujukan ke negara-negara produsen baja di Asia, yang dipimpin India. Sementara pada 2020, volume produksi batu bara Kestrel yang dapat dijual diperkirakan akan sekitar 7,2 juta ton.

Sumber : INVESTOR DAILY