Aktivitas Manufaktur Amerika Memburuk, Wall Street Terjerembab
Wednesday, October 02, 2019       05:11 WIB

Ipotnews - Bursa saham Wall Street melemah, Selasa, hari perdagangan pertama kuartal keempat, karena data manufaktur yang mengecewakan memicu kekhawatiran terhadap perekonomian Amerika Serikat.
Dow Jones Industrial Average ditutup 343,79 poin lebih rendah, atau 1,28% menjadi 26.573,04 setelah menguat lebih dari 100 poin pada awal sesi, demikian laporan   CNBC   dan  AFP , di New York, Selasa (1/10) atau Rabu (2/10) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 merosot 1,23% atau 36,49 poin menjadi 2.940,25, sedangkan Nasdaq Composite Index turun 1,13% atau 90,65 poin menjadi 7.908,68.
Sesi Selasa menandai kinerja satu hari terburuk bagi Dow dan S&P 500 sejak 23 Agustus. Hari itu, kedua indeks tersebut turun masing-masing lebih dari 2%.
Institute for Supply Management mengatakan aktivitas manufaktur AS turun 1,3 poin menjadi 47,8 pada September, level terendah sejak Juni 2009 dan jauh di bawah batas 50 yang memisahkan antara pertumbuhan dari kontraksi. Laporan ISM itu menyusul rilis data manufaktur yang lemah dari Eropa.
Saham emiten manufaktur seperti Honeywell, 3M dan Eaton berguguran menyusul rilis data tersebut, dengan masing-masing kehilangan setidaknya 2,8%.
Presiden Donald Trump menyalahkan apresiasi dolar dan suku bunga tinggi untuk pelemahan dalam sektor manufaktur AS. Dalam sebuah  tweet , dia mengatakan Federal Reserve dan Chairman Jerome Powell "menyedihkan" dalam penanganan ekonomi mereka.
Namun, dalam sebuah pernyataan, Chairman ISM, Timothy Fiore, menunjuk perdagangan yang membebani sektor manufaktur.
"Perdagangan global tetap merupakan masalah yang paling signifikan, seperti yang ditunjukkan kontraksi dalam pesanan ekspor baru yang dimulai pada Juli 2019," kata Fiore. "Secara keseluruhan, sentimen bulan ini tetap berhati-hati mengenai pertumbuhan jangka pendek."
"Sisi manufaktur mengatakan sesuatu kepada kita. Ini adalah kombinasi dari pertumbuhan global dan kita melihat perang dagang yang sudah berlangsung selama satu setengah tahun," kata Christian Fromhertz, CEO The Tribeca Trade Group. "Itu sudah membekukan segalanya. Semakin lama perang dagang berlangsung, semakin banyak kerusakan yang terjadi."
Negosiator AS dan China akan bertemu minggu depan di Washington untuk membahas potensi kesepakatan perdagangan antara ekonomi terbesar dunia itu. Kedua belah pihak telah menerapkan tarif barang satu sama lain bernilai miliaran dolar.
Namun, sentimen seputar perundingan itu membaik baru-baru ini. Juru bicara Departemen Keuangan AS mengatakan Gedung Putih "tidak bermaksud memblokir perusahaan-perusahaan China dari pencatatan saham di bursa Wall Street saat ini."
Katalis utama lainnya termasuk periode laporan keuangan perusahaan untuk kuartal ketiga dan pertemuan Federal Reserve mendatang yang dapat mendorong suku bunga lebih rendah.
Di antara perusahaan individu, General Motors anjlok 3,7 persen karena United Auto Workers melakukan aksi mogok lebih lanjut.
Pabrikan itu mengumumkan akan memangkas 6.000 pekerja di Meksiko karena aksi mogok tersebut, sementara JPMorgan Chase memperkirakan pemogokan itu menelan biaya sekitar USD1 miliar sejauh ini.
Saham McDonald's merosot 2,6 persen menyusul catatan negatif dari JPMorgan, yang mengatakan penjualan perusahaan cenderung di bawah ekspektasi.
Saham Charles Schwab, menyusut hampir 10% setelah broker  online  itu mengatakan akan mengakhiri komisi pada perdagangan saham. TD Ameritrade jatuh lebih dari 20% di tengah pemberitaan tersebut, sementara E-Trade turun 16,4%. (ef)

Sumber : Admin